10 Cara Cerdas Menghadapi Anak Tantrum

Rabu, 13 November 2024

 

Cara Cerdas Menghadapi Anak Tantrum

"Enggak mau, pokoknya enggak mau!," teriak seorang anak batita sambil menangis di sebuah supermarket. Sontak teriakan tersebut membuat pengunjung lain terkejut dan menyelidiki apa yang tengah terjadi. Ternyata anak tersebut sedang mengalami tantrum. Diperlukan cara cerdas untuk menghadapi anak tantrum agar tantrum tidak semakin memburuk.

Tantrum merupakan keadaan anak yang meluapkan emosinya dengan cara menangis histeris hingga sulit ditenanngkan. Selain itu, juga disertai dengan satu atau beberapa perilaku lain seperti berteriak, memukul, membanting barang, berguling-guling di lantai.

Hal ini tentunya membuat orang tua panik. Sehingga tidak sedikit orang tua justru bertindak tidak tepat saat menghadapi anak tantrum dan dapat memperburuk keadaan. Oleh karena itu diperlukan cara cerdas menghadapi anak tantrum. Simak artikel ini hingga akhir ya!


Gejala Tantrum


Gejala Tantrum 

Anak yang sedang tantrum akan menggunakan seluruh energinya untuk meluapkan emosi. Gejala tantrum yang umum terjadi yaitu menangis histeris, menjerit dan memukul. 

Selain itu, beberapa gejala tantrum yang mungkin terjadi lainnya yaitu:

-Merengek

-Menendang

-Mendorong sesuatu

-Menahan napas

-Melempar barang

-Meronta-ronta

-Menjatuhkan tubuh ke lantai

-Tubuh terpaku tidak mau bergerak

-Menggigit sesuatu

-Menahan napas

-Berlari-lari


Penyebab Tantrum


Penyebab Tantrum

Tantrum kerap terjadi pada anak yang berusia di bawah empat tahun. Umumnya puncak usia anak mengalami tantrum adalah 2 tahun, karena pada usia tersebut kemampuan bahasa anak belum berkembang optimal, termasuk kosakata yang dapat diucapkannya.

Tantrum merupakan cara anak untuk menunjukkan rasa kecewa atau frustasi yang mungkin disebabkan karena orang sekitar yang tidak memahami maksud anak. Namun, ada hal lain pula yang dapat menyebabkan anak tantrum, di antaranya:

-Rasa lelah atau mengantuk

-Rasa lapar

-Timbulnya rasa sakit pada perut atau gangguan pencernaan

-Anak merasa tidak nyaman dalam lingkungannya

-Adanya keinginan yang tidak terpenuhi

-Rasa bosan

-Tidak adanya teman untuk bermain

-Rasa gerah

-Ingin buang air besar

-Munculnya perasaan tidak diperhatikan


Selain itu, tantrum juga dapat disebabkan ketidakmampuan anak untuk melakukan atau mengendalikan sesuatu secara mandiri. Saat anak menyadari bahwa dia tidak dapat melakukan sesuatu hal maka anak akan tantrum.


10 Cara Cerdas Menghadapi Anak Tantrum

Ketika anak tantrum, Sobat Dy dapat melakukan beberapa hal untuk menghadapinya, dengan catatan jangan ikutan tantrum ya. Berikut 10 cara cerdas menghadapi anak tantrum yang dapat dicoba:

Tetap tenang 

Saat anak tantrum, sebaiknya Sobat Dy dan pasangan tetap tenang, tidak panik, dan tidak terpancing emosi. Hal ini penting karena dengan sikap tenang Sobat Dy dapat berpikir jernih untuk menghadapi anak yang sedang tantrum.

Sikap tenang dapat diperoleh dengan menarik napas dalam-dalam dan tetap fokus pada anak agar anak tidak terluka dan melukai diri sendiri atau melukai orang lain. Sobat Dy dapat melakukannya bersamaan dengan menenangkan anak.

Sikap tenang yang Sobat Dy lakukan nantinya akan menjadi contoh bagi anak untuk menenangkan dirinya sendiri.


Diamkan anak sejenak atau beri anak ruang

Cara lain untuk menghadapi anak tantrum dengan mendiamkan anak sejenak atau memberikan anak ruang untuk dirinya sendiri. Hal ini bukan berarti Sobat Dy mengabaikan anak tantrum, lo. Sobat Dy tetap berada di sekitar anak dan pastikan anak tidak terluka atau anak dalam kondisi aman, tidak berada di dekat benda yang dapat melukainya atau melukai orang lain.

Jika anak tantrum terjadi di tempat umum, Sobat Dy dapat mengajak anak menjauh dari keramaian agar tidak menjadi pusat perhatian dan memperburuk keadaan. Sobat Dy dapat mencari ruang yang sepi agar anak dapat meluapkan emosinya.


Pastikan anak aman

Saat Sobat Dy memberikan anak ruang pastikan tidak ada hal yang dapat menyebabkan anak terluka baik barang yang ada di sekitar anak maupun tindakan anak itu sendiri. Sobat Dy dapat memindahkan benda yang tajam dan membahayakan saat anak berguling-guling di lantai, memukul atau bahkan membanting benda atau mainan yang berada di sekitarnya.


Validasi perasaan anak

Anak yang sedang tantrum sebaiknya tidak dicubit atau dipukul. Alih-alih menemukan penyebab anak tantrum, justru hal ini dapat memperburuk keadaan dan menimbulkan permasalahan baru hingga anak dewasa. 

Hal yang memungkinkan untuk dilakukan adalah memvalidasi perasaan anak. Memvalidasi perasaan anak bukan berarti membenarkan perilaku apa yang diinginkan anak. Sikap pengertian Sobat Dy terhadap anak dapat membuat anak perlahan menjadi tenang.

Berikut beberapa contoh ungkapan untuk memvalidasi perasaan anak:

1. "Adik marah ya, mainannya diambil teman? Nanti kita bujuk bersama yuk agar dia mau mengembalikannya."

2. " Mama mengerti Adik masih ingin bermain, tetapi hari sudah petang, adik juga belum mandi. Pulang yuk."


Pahami kebutuhan anak

Sobat Dy tentunya memahami kebutuhan anak, bukan. Apakah anak merasa lapar? Lelah? Atau hal lain yang memicu terjadinya tantrum. Sobat Dy dapat memastikan apakah anak ingin buang air besar atau anak kelelahan. Dengan memahami kebutuhan anak, tentunya tantrum dapat dikendalikan.


Tetap sabar

Cara singkat untuk menghentikan tantrum adalah dengan menuruti permintaan anak atau mencubit, bahkan hingga memukul anak agar anak menghentikan tantrumnya. Jika permintaan anak wajar untuk dituruti, Sobat Dy dapat memenui permintaan tersebut. 

Beri jeda antara ketika anak meminta sesuatu dan ketikan Sobat Dy memenuhi permintaannya. Hal ini juga bertujuan untuk melatih kesabaran anak.


Tidak memberikan janji palsu

Hindari memberikan janji palsu untuk menenangkan anak yang nantinya dapat menimbulkan permasalahan baru bagi Sobat Dy. Anak akan mengingat janji yang diberikan orang tua dan akan menagih janji tersebut.

Jika orang tua tidak menepatinya, maka anak akan menganggap orang tua berbohong sekaligus mengajarkan anak untuk ingkar janji atau membuat janji palsu. 

10 Cara Cerdas Menghadapi Anak Tantrum

Mengalihkan perhatian anak

Anak tantrum dapat dialihkan perhatiannya, karena umumnya anak mudah tertarik hal baru. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk mengatasi tantrum anak. Salah satu caranya dengan menawarkan mainan kesukaannya atau melakukan kegiatan yang disukainya.

Selain itu, makanan maupun minuman favoritnya seperti cake, es krim atau makanan favorit lainnya. 


Memberikan pelukan

Pelukan dapat membuat anak menjadi tenang. Pelukan dapat meredakan amarah anak. Selain itu, Sobat Dy juga dapat melakukan tapping saat memeluk anak. 

Tapping merupakan gerakan menepuk bagian tubuh tertentu secara perlahan, salah satunya adalah punggung. Umumnya jari yang digunakan adalah jari telunjuk atau jari telunjuk dan jari tengah. 

Tapping dapat dilakukan bersamaan dengan memeluk anak. Gerakan perlahan dari tapping dapat meredakan emosi negatif yang muncul.


Melakukan metode time out

Time out dapat Sobat Dy berikan jika anak tantrum bertindak agresif maupun destruktif. Minta anak ke area tertentu sembari dijelaskan mengapa hal tersebut dilakukan. Time out bukan untuk menghukum, tetapi agar anak menenangkan diri.

Minta anak untuk masuk ke kamar atau ke area tertentu yang aman. Sobat Dy dapat menjelaskan ke anak untuk menenangkan diri dulu. Jika anak sudah tenang, maka ia diperkenankan keluar kamar atau area timed out.


Ketegasan, ketenangan dan konsistensi sebaiknya tetap dilakukan saat menghadapi anak tantrum. Hal ini memang tidak mudah, tetapi dapat dicoba bukan. Jangan lupa untuk bekerja sama dengan anggota keluarga lain, sehingga anak tidak bingung.

 

Penutup 10 Cara Cerdas Menghadapi Anak Tantrum

Anak tantrum merupakan perilaku wajar yang terjadi pada anak di bawah empat tahun, karena ketidakmampuan anak untuk menyampaikan keinginannya. Namun, hal ini dapat diatasi dengan cara cerdas yang cerdas.

Sobat Dy dapat mencoba 10 cara cerdas menghadapi anak tantrum yang telah dismapaikan sebelumnya sehingga tantrum anak dapat diselesaikan dengan baik serta Sobat Dy tidak ikut tantrum karenanya. Simak juga jenis tantrum pada anak di artikel berikutnya ya.


Referensi 

1. https://www.mitrakeluarga.com/artikel/cara-mengatasi-tantrum

2.  https://bebeclub.co.id/artikel/tumbuh-kembang/2-tahun/cara-mengatasi-tantrum-pada-anak


14 komentar

  1. meredakan anak tantrum tentu butuh kesabaran dan effort dari orang tua. Sabarnta harus setebal spring bed, komunikasi mesti bagus banget dan memang mencari tahu dimana letak permasalahan anak tantrum. kudu benar sih buat oran tua baru ngebaca tulisan ini

    BalasHapus
  2. Beneeer banget Kak. Saladin dulu pas TK hampir tiap hari tantrum dan emang kudu didiamkan dulu, baru setelah itu dipeluk biar tenang. Pas anak tantrum ortunya gak boleh panik atau sama2 tantrum karena bakal kacau-balau.

    BalasHapus
  3. Saya sering sekali melihat anak tantrum di tempat umum, termasuk di mall. Paling sering, karena permintaannya mau mainan tidak dituruti atau karena anak susah lelah seharian di mall. Orang tua memang harus tenang, jangan malah terpancing emosi. Ada yang pernah sampai mencubit mulut anaknya malah berhenti menangis. eh.. nangisnya malah tambah kencang.

    BalasHapus
  4. Pernah juga anak bungsu tantrum dengan nangis kejer, ya wis didiamkan dulu beberapa saat , setelah agak tenang dipeluk dan divalidasi perasaannya, dah gitu si anak gadis tertidur di pelukan.. :)

    BalasHapus
  5. Banyak cara ya yang bisa dilakukan agar anak reda tantrumnya atau meminimalisirnya. Di sinilah kehebatan orangtua dalam mengatasi dan sabar dalam menghadapinya

    BalasHapus
  6. Kadang penyebabnya juga nggak pasti ya emang anaknya pengen nangis aja. Kalau menemukan kondisi kaya gini pokoknya jangan diliatin, stay cool aja. Alhamdulillah aku ga pernah ngalamin, tapi sering lihat kondisi anak tantrum kaya gini kalau ke mall.

    BalasHapus
  7. Walau memang wajar terjadi, bukan berarti bodo amat yah, kita tetep harus tau cara mengatasi anak tantrum, bahkan dari gejalanya.

    BalasHapus
  8. Tarik napassss, hembuskan perlahan wkwkkw, aku mencoba untuk bisa terus seperti itu pas anak lagi tantrum, tapiii kenapaa ujung2nya ttep aja marah2 huhu

    BalasHapus
  9. Sbg ortu, kita hrs mengerti kebutuhan mereka. Jgn sampe krn kesel dgn anak, plus kita sibuk dgn kerjaan, anak jd pelampiasan. Mknya sampe ada kekerasan kpd anak. Jgn sampe ya. Tips di atas wajib dibaca oleh calon org tua dan org tua yg saat ini pny anak. Mantap.

    BalasHapus
  10. Paling kesal kalau anak tantrum, saya praktikan sebagian dari point di atas, eh gagal karena ayahnya justru melakukan hal yg bertolak belakang dengan yang saya lakukan. Gagal dong mendidik anaknya itu jadinya...

    BalasHapus
  11. Kayanya semua anak pernah mengalami masa-masa tantrum begini yaa..
    Aku sendiri pas uda dewasa pernah tantrum sama ibuk dan ini kerekam kuat di otakku.
    Jadi merasakan banget gimana sulitnya orangtua ketika anak tantrum. Kudu tetap sabar dan menjalankan tips yang dikatakan ka Di di artikel ini. Semoga para Ibu bisa sabar menghadapi ananda yang tantrum dan pastinya ada akar masalah yang harus diselesaikan.

    BalasHapus
  12. Ya Allah, betapa jadi orang tua itu tidak mudah, ya. Apalagi kalau anaknya lagi tantrum. Seorang ibu kudu sabar dan harus tahu cara menghadapinya. Saya denger ponakan saya berteriak-teriak saja sudah nggak betah.

    BalasHapus
  13. Waah terima kasih untuk list cara menghadapi anak tantrumnya mbak.. kebetulan anakku menginjak dua tahun dan inget banget dulu kakaknya mulai tantrum juga di usia2 ini, hehe

    BalasHapus
  14. validasi perasaan orangtua juga perlu mba..hehe..soalnya kadang di tempat umum atau lagi terburu-buru eh tetiba anak ngamuk kan jadi pengen bertanduk haha..mungkin dengan validasi perasaan sendiri membuat orangtua bisa menerima sikap anak

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.

Terima kasih