Hai Sobat Dy, setelah sebelumnya kita membahas tentang tips mendidik anak di era digital, sekarang kita cari tahu apa saja dampak penggunaan gadget pada anak. Agar kita lebih memahami bagaimana cara bersikap pada anak-anak.
Tak dapat dipungkiri bahwa teknologi ibarat pisau bermata dua, di sisi lain menguntungkan dan di sisi lainnya pun merugikan. Selain itu, gadget telah merevolusi cara manusia berinteraksi satu sama lain, metode belajar hingga kegiatan sehati-hari lainnya.
Jika orang tua seperti saya termasuk dalam generasi X, yaitu generasi kelahiran 1964 hingga 1980, generasi yang tumbuh bersama teknologi. Sedangkan anak-anak saya yang merupakan kelahiran 2013 dan setelahnya merupakan generasi alpha. Sebuah generasi yang tumbuh berdampingan bersama teknologi.
Sebagai orang tua tentunya harus kreatif menghadapi gap perbedaan ini dan untuk mengoptimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatifnya, bukan.
Gadget
Akhir-akhir ini istilah gadget akrab di telinga kita. Apakah gadget hanya terbatas pada telepon selular atau smartphone atau handphone? Tentu saja tidak.
Namun, karena kemajuan teknologi hampir berbagai jenis gadget ada di smartphone yang ada dalam genggaman kita. Sehingga secara tidak langsung masyarakat mengenal handphone sebagai gadget.
Gadget merupakan perangkat elektronik canggih yang berisi berbagai aplikasi yang berfungsi sebagai sumber informasi, hiburan, berjejaring, berkreasi, dan masih banyak lagi fungsi lainnya. Selain itu, gadget juga terhubung dengan internet. Tak dapat dipungkiri bahwa gadget banyak membantu kehidupan manusia.
Berikut berbagai jenis gadget berdasarkan fungsinya:
Gadget sebagai alat komunikasi
Gadget yang berfungsi untuk memudahkan manusia berkomunikasi tanpa batas jarak dan waktu. Hal ini didukung dengan terhubungnya gadget dengan internet sehingga dapat terhubung dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun dengan biaya yang lebih terjangkau.
Komunikasi ini dapat dilakukan dalam bentuk teks maupun suara. Jika dulu ada aplikasi mirc, duh ketahuan umurnya deh. Kemudian berkembang hingga saat ini ada WhatsApp. Komunikasinya pun tidak hanya orang per orang, tetapi juga bisa dilakukan dengan beberapa orang sekaligus.
Apalagi saat pandemi, rapat yang biasa dilakukan secara offline berubah menjadi rapat online, menggunakan aplikasi Zoom, Google Meet, Microsoft Team dan masih banyak lagi lainnya. Contoh gadget untuk komunikasi smartphone, tablet, laptop.
Gadget untuk produktivitas
Gadget ini berfungsi untuk membantu aktivitas manusia sehari-hari menghasilkan karya, produk atau sesuatu yang bermanfaat. Contoh gadget untuk produktivitas laptop, smartphone. Kedua perangkat ini dapat membantu manusia untuk bekerja, seperti membuat laporan, mengolah data, dan lainnya.
Selain itu, laptop dapat dibawa kemana saja, karena bentuknya yang ringkas dan tidak seberat personal computer yang berat. Selain itu, laptop juga dapat dipasang beberapa aplikasi yang mendukung aktivitas manusia sehari-hari.
Gadget untuk hiburan
Gadget ini berfungsi untuk menghibur penggunanya, baik dalam bentuk audio visual, visual ataupun audio saja. Contoh gadget untuk hiburan adalah pemutar musik atau pemutar video. Bentuknya ada yang portable ataupun tidak.
Gadget untuk gaya hidup
Gadget saat ini tidak hanya untuk melakukan komunikasi, meningkatkan produktivitas, dan hiburan saja, tetapi juga untuk mendukung gaya hidup. Kok bisa? Yups, karena seseorang yang memiliki gadget ini akan tampak lebih eksklusif karena gadget ini hanya dimiliki oleh segelintir orang saja.
Contoh gadgetnya seperti drone, konsol game, fitness band, smartwatch.
Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak
Dengan begitu banyaknya jenis gadget yang mendukung aktivitas manusia baik manusia dewasa maupun anak-anak, apakah hal ini tidak menimbulkan dampak negatif terutama bagi anak-anak?
Baik atau buruk suatu hal tergantung sudut pandang dalam menyikapinya, bukan. Begitu pula dampak yang ditimbulkan, tentu saja ada dampak positif dan ada pula dampak negatifnya. Berikut dampak penggunaan gadget pada anak baik positif maupun negatif:
Dampak positif
Meningkatkan keterampilan kognitif anak
Keterampilan kognitif merupakan kemampuan anak untuk menerima informasi kemudian mengolah informasi tersebut dengan nalarnya sehingga menjadi sebuah pengetahuan baru dan mengingatnya.
Beberapa permainan dapat mendukung hal ini di antaranya game teka-teki, menggambar, program edukasi lainnya. Media belajar pun juga sudah tersedia dalam bentuk online seperti kursus mengaji, matematika dan bahasa Inggris online.
Salah satu kelengkapan sekolah
Salah satu metode belajar agar memudahkan anak untuk memahami materi pelajaran adalah menggunakan audio visual. Sehingga ada beberapa materi dijelaskan menggunakan video baik yang dibuat sendiri oleh guru maupun lembaga lain, sehingga anak lebih mudah memahami materi pelajaran tersebut.
Mengasah keterampilan motorik
Keterampilan motorik anak merupakan kemampuan anak untuk menggerakkan anggota tubuh, seperti jari tangan, jari kaki, dan anggota tubuh yang dapat bergerak lainnya. Ketika anak bermain game secara tidak langsung juga melatih kecepatan jari tangannya untuk bergerak. Saat melihat video menari, anak akan mengikuti gerakan menarik yang ditayangkan video.
Gerakan tersebut baik untuk melatih motorik anak, selama dalam durasi waktu yang tidak berlebihan, karena jika berlebihan akan muncul dampak negatif lainnya.
Dampak negatif
Tak dapat dipungkiri dampak negatif saat menggunakan gadget secara berlebihan tentunya juga akan muncul, diantaranya:
Sulit konsentrasi
Penggunaan gadget yang berlebihan akan mempengaruhi perkembangan anak seperti mudah gelisah, tyidak dapat fokus, mudah terdistraksi. Hal ini akan berpengaruh pada proses belajar anak-anak di sekolah maupun di rumah.
Sulit konsentrasi akan menyebabkan anak memahami materi pelajaran hingga efek berikutnya adalah nilai materi pleajaran turun.
Gangguan kesehatan
Penggunaan gadget berlebihan juga berpengaruh pada beberapa masalah kesehatan, di antaranya kesehatan mata, kesehatan mental termasuk mudah depresi dan terlambat bicara. Anak mudah gelisah, sulit tidur, mudah tersinggung, hingga mudah marah dan efek berikutnya adalah meningkatkan risiko depresi.
Selain itu, anak juga reflek menatap layar tanpa berkedip atau menatap gadget denga jarak pandang yang dekat. Hal ini memicu efek mata malas yang berisiko menderita rabun jauh atau myopi.
Obesitas
Obesitas atau kegemukan merupakan resiko yang kerap muncul pada anak yang menggunakan gadget berlebihan baik untuk bermain game maupun menonton video. Sehingga anak kurang bergerak sehingga lebih mudah mengalami obesitas.
Interaksi sosial
Interaksi sosial dapat berupa komunikasi dengan menatap lawan bicara atau berbicara langsung dengan sesama anak maupun orang dewasa. Anak yang berlebihan menggunakan gadget akan merasa lebih nyaman berkomunikasi melalui teks dibandingkan bertemu atau berbicara langsung dengan lawan bicara.
Anak lebih nyaman berkomunikasi melalui teks atau berbicara di media sosial. Tak jarang anak-anak membuat story di media sosial untuk mencurahkan isi hati mereka.
Bullying
Hal ini terkait dengan kemudahan anak untuk mengakses media sosial dan berkomunikasi melalui media sosial tersebut. Alih-alih mendapatkan solusi justru kadang anak-anak dibully oleh teman-temannya sendiri.
Di sisi lain, anak juga mudah melakukan bullying dengan komentar negatif tanpa berhadapan langsung dengan pemilik akun tersebut. Sehingga antara pelaku dan korban mungkin dapat dilakukan secara bersamaan. Bullying yang dilakukan di media sosial kerap disebut cyberbullying.
Penutup
Bijak menggunakan gadget adalah sikap bijaksana yang perlu dilakukan. Kecanggihan teknologi tidak dapat dihindari karena hal tersebut termasuk dalam perubahan jaman.
Hidup berdampingan dengan teknologi dengan memanfaatkannya dan menggunakannya dengan bijak akan memudahkan manusia untuk beraktivitas dan meningkatkan kualitas hidup manusia.
Orang tua dapat menerapkan beberapa aturan terkait pemakaian gadget. Pendampingan dan pengarahan orang tua saat anak menggunakan gadget pun diperlukan.
Dengan begitu dampak penggunaan gadget pada anak yang negatif dapat dikendalikan. Simak lebih lanjut tentang cara menumbuhkan sikap empati pada anak ya. Semoga bermanfaat.
Referensi
1. https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-gadget/
2. https://www.ciputramedicalcenter.com/pengaruh-gadget-terhadap-perkembangan-anak/
Sepertinya saat ini sulit untuk anak-anak lepas dari gadget, karena sudah menjadi salah satu kelengkapan sekolah, sekarang orangtua harus proaktif untuk selalu mengontrol penggunaan gadget oleh anak
BalasHapusSetuju banget dengan pernyataan bahwa gadget ibarat dua mata pisau. Disamping punya banyak manfaat juga punya banyak dampak negatif. Kita sebagai orang dewasa harus lebih bijak dan mengarahkan anak-anak agar tidak terpengaruh dampak negatif tersebut.
BalasHapusSebaiknya kita sebagai orang tua juga pendampingi anak saat bermain dengan gadgetnya.
HapusPenggunaan gadget tetep ada plus dan minusnya ya,, klo aq boleh sich main HP tapi harus tau waktu juga.
BalasHapusKita sebagai orangtua memang harus bijak ya mb dalam pemberian gadget untuk anak. Harus ada batasan biar ga kebablasan.
BalasHapusTarik-ulur dalam hal per-gadget-an ini penting banget sih. Saya sebagai orang dewasa saja seringkali harus mengingatkan diri sendiri agar tidak terlalu terikat dengan gadget. Apalagi anak-anak yang belum memiliki self-control yang baik.
BalasHapusSaya juga gitu mbak. Kadang harus benar-benar mengingatkan diri sendiri agar istirahat sejenak dari gadget. Kalo kitanya istirahat dari gadget, mengingatkan anak-anak tuh lebih mudah karena kita sudah memberikan contoh untuk nggak main gadget terus-terusan.
Hapusbener banget mbaa..orangtua pun harus bijak menggunakan gadget yaa
HapusJadi harus semakin selektif dalam memberikan gadget kepada anak terutama anak yang sudah mulai.baligh
BalasHapusorang dewasa ataupun anak-anak memang harus bijak menggunaka gadget ya, terutama orangtua yang lebih paham, dan dampak penggunaan gadget ini memang serem banget
BalasHapusTantangan banget pola asuh hari gini ya mbak... Anak-anak mau gak mau mengenal gadget.. Meski aku termasuk lumayan membatasi anak-anak pegang gadget, namun aku merasa meski cuma sebentar2 anak-anak main hp ternyata memang mengurangi sebegitu besarnya konsentrasinya. diajak ngobrol gak nyambung, emosinya gak stabil juga.
BalasHapusTerkadang orang tua terjebak dengan hanya memperhatikan dampak positifnya semata. Tanpa menyadari dampak negatif dari gadget. Pentingnya pemahaman
BalasHapusSebagai orang tua harus bijak menerapka aturan pada anak sehubungan dengan pemakauan gadget.
BalasHapusDi satu sisi sekarang ini masih ada beberapa pembelajaran online dengan sarana gadget. Tetapi di sisi lain kadang anak juga lupa waktu bila sudah bermain game dengan gadget. Karena itu harus selalu diingatkan.
Mantab ini melihat sisi positif dan negatifnya ya Kak. Tapi karena gadget, anaku malah lebih cepat bisa baca..
BalasHapusJd dilema ya. Sebenarnya gadget itu ada baiknya tp memang penggunaannya dibatasi pada anak. Emang jd tugas orang tua ini kedepannya membentuk anak. Minimal biar ngga bikin story galau ya mba. Bisa cerita sama orangtuanya.
BalasHapusSebenernya memang penggunaan gadget ini baik juga sih buat anak, ada manfaat positifnya juga. Apalagi sekarang semenjak pandemi sekolah juga jadi online. Udah zamannya menggunakan teknologi jadi mau nggak mau berinteraksi dengan gadget. Asal penggunaannya saja dibatasi, jangan terlalu lama di depan layar. Bener banget harus lebih bijak lagi kita sebagai orang tua untuk mendampingi penggunaannya.
BalasHapusWaduh bener banget, kerasa banget dampak negatif gadget di keponakanku yang masih sd, kadang suka kesel karena emaknya gak bisa kasih ketegasan untuk membatasi bermain gadget itu.
BalasHapusMau tidak mau, sebagai orang tua kita nggak akan bisa memisahkan gadget dari anak-anak. Karena gadget sekarang sudah menjadi sebuah kebutuhan dasar, terkadang disekolah anak-anak juga bersinggungan dengan gadget dalam proses pembelajarannya. Ya, emang seperti pisau bermata dua. Aku lebih memilih berteman dengan gadget pada anak-anakku. Meski aku harus ekstra banget kerjanya sekarang hehe
BalasHapusPR besar buat ortu nih, yg apa2 juga masih gadget2 mulu. Kalau lihat sisi negatif nya bnr2 deh, serem. Bnr kalo dibilang pisau bermata dua.
BalasHapusKalau yang saya rasakan, salah satu dampak negatif dari penggunaan gadget pada anak-anak adalah menurunnya stabilitas emosi. Langsung kentara, deh, setelah main ponsel pasti langsung marah-marah nggak jelas.
BalasHapusEmang kalo inget dampak negatifnya ngeri juga gadget ini. Aku bukan orang tua yang strict banget mengenai gadget ini, maksudnya ya anak boleh kalau mau main hp, tapi ada waktunya. Sehari 5-10 menit aja. Awalnya dia berontak mbak dy, kan kalo udah 10 menit aplikasi youtube/game langsung otomatis mati tuh. Tpi ya lama-lama dia ngerti, kalo udah mati ya artinya waktu main hp udah selesai. Trus dikembalikan deh sama dia..
BalasHapusIni masih kecil dia. Kayaknya kalo udah gedean dikit aku harus ganti strategi, kan dia pasti bisa protes dll ya...
Saya termasuk yang merasakan betul tantangan dalam pengasuhan anak dengan adanya dampak dari gadget ini, terutama dalam masalah interaksi sosial, anak jadi lebih nyaman berhadapan dengan gawainya ketimbang bermain dengan teman sebayanya. Butuh pendekatan yang signifikan agar dia bisa menjaga keseimbangan screening time dan waktu bersosialisasi dengan teman-temannya
BalasHapusBetul, pak yo. Anakku sekarang udah mulai lirik-lirik kalau ada yang pakai gawai. Mau gimana juga, orang dewasa sekitarnya pasti pegang gawai dan tentu lama-lama dia penasaran juga
HapusDI era sekarang mau tak mau anak banyak terhubung dengan gadget dalam urusan sekolah, mau dibatasi segimanapun kebutuhan saat ini tidak bisa seperti itu. Jadi perhatian itu pr kita sebagai orang dewasa buat pendampingan dan alarm agar anak tetap imbang antara dunia nyata dan online
BalasHapusTantangan pengasuhan memang penggunaan gadget anak ya mba. Sy aja masih golongan yang masih nyuapin sambil megangi handphone
BalasHapusbisa jadi boomerang jika penggunaan gadget tidak dibatasi ya mbak, apalagi bagi anak-anak. Ini, aku sudah merasakan banget. Bismillah, semoga tetap bijak mengawal penggunaan gadget bagi anak
BalasHapus