Sobat Dy, untuk menjadi seorang pilot, tentunya kita membutuhkan sekolah yang mendidik seseorang untuk menjadi pilot. Begitu pula saat kita ingin menjadi dokter, tentunya kita akan mengambil jurusan kedokteran, bukan?
Namun, bagaimana jika akan menjadi orang tua? Adakah sekolah menjadi orang tua? Bagaimana cara menjadi orang tua yang baik? Sedangkan rumah adalah sekolah pertama dan utama di dunia dimana gurunya adalah orang tua.
Sepertinya hal ini terlalu idealis, tetapi di kenyataan yang terjadi menyadarkan kita betapa pentingnya pendidikan bagi orang tua. Salah satu fakta yang jamak terjadi di sekitar kita adalah ada seorang anak yang menangis, karena orang tua tidak tahan dengan suara tangisnya, bukannya mencari penyebab mengapa anak menangis, justru orang tua tersebut membentak anaknya dengan tujuan agar anaknya berhenti menangis.
Lalu apa hubungannya dengan buku yang akan saya ceritakan? Buku Sekolah Menjadi Orang Tua adalah sebuah buku karya Ani Christina, seorang konselor. Kok buku karya Bu Ani lagi sih yang mau diangkat? Secara saya mempunyai beberapa buku parenting karya beliau sayang kalau tidak dibagikan dan hanya saya simpan sendiri.
Yuk, baca sampai akhir resumenya ya, saya tidak membandingkan dengan buku parenting lainnya, lo. Saya hanya ingin berbagi insight apa yang saya peroleh dari buku Sekolah Menjadi Orang Tua.
Spesifikasi Buku
Judul: Sekolah Menjadi Orang Tua
Penulis: Ani Christina, S. Psi.
Penerbit: Filla Press
ISBN: 978-602-98892-5-3
Jumlah halaman: 161
Cetakan pertama: Januari 2013
Insight
Ciri khas buku karya Bu Ani adalah di bagian awal setiap bab mencantumkan garis besar bab tersebut, sehingga pembaca pembaca mendapatkan gambaran apa yang akan dibahas di bab tersebut.
Buku ini terdiri dari lima bab, dimulai dari pernikahan, kemudian pola asuh, tahapan perkembangan, pendidikan karakter dan ditutup dengan pendidikan nilai. Setiap babnya terdiri dari sub bab yang mendukung tema setiap bab.
Pada bab pertama yang membahas pernikahan, pembaca akan disuguhi kisah tentang pernikahan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan anak. Pendidikan seorang anak dimulai sejak bertemunya dua insan yang akan menikah dan menjadi orang tua.
Dinamika hubungan di antara keduanya akan menjadi fondasi sebuah rumah tangga, dimana anak-anak akan lahir, tumbuh dan mendapatkan pendidikan dari kedua orang tuanya. Disadari ataupun tidak hal ini benar adanya, bukan?
Dalam bab pernikahan dibahas tentang kualitas hubungan, visi pasangan, peran suami dan peran istri. Ibarat sebuah bangunan, keempat hal tersebut merupakan pendukung agar rumah tangga berjalan sesuai tujuan dan fitrahnya.
Membaca ini berasa jleb deh. Selain itu, peran Ayah dan Ibu juga terbagi dan saling mendukung sehingga anak tidak bingung dan mencari sosok ayah dari lelaki lain maupun mencari sosok ibu dari wanita lain. Hal ini berlaku sama baik bagi anak perempuan maupun anak laki-laki.
Pola asuh yang dilakukan kedua orang tua akan mempengaruhi perkembangan seorang anak secara langsung. Pola asuh merupakan kerangka utama dalam merawat dan mendidik anak. Dengan pola asuh yang tepat anak akan berkembang secara optimal.
Dalam buku ini dijelaskan ada tiga jenis pengasuhan berdasarkan pendapat Diana Baumrind, yaitu:
Gaya pengasuhan autoritarian
Gaya pengasuhan autoritarian merupakan gaya pengasuhan yang cenderung membatasi dan menghukum, Anak 'harus' mengikuti permintaan orang tua. Pengasuhan model ini sering dikaitkan dengan rendahnya kompetensi sosial. Anak kerap merasa cemas, tidak mempunyai inisiatif dan kemampuan komunikasinya rendah.
Gaya pengasuhan permisif
Ada dua pola pengasuhan permisif, yaitu permisif tidak peduli dan permisif memanjakan. Pola pengasuhan ini bertolak belakang dengan pengasuhan gaya autoritarian. Pada pengasuhan permisif tidak peduli, orang tua memberi kebebasan lebih pada anak. Pengasuhan model ini sering dikaitkan dengan perilaku sosial yang tidak cakap. Anak cenderung menganggap kehidupannya tidak lebih penting dibandingkan kehidupan orang tuanya.
Sedangkan pada pola pengasuhan permisif memanjakan, orang tua terlibat dalam dengan anak dan memanjakannya dan mengijinkan anak melakukan apa saja. Sama seperti pengasuhan permisif tidak peduli, pengasuhan ini dikaitkan dengan perilaku sosial yang tidak cakap. Anak cenderung suka melanggar aturan.
Gaya pengasuhan autoritatif
Gaya pengasuhan autoritatif merupakan gabungan dua gaya pengasuhan sebelumnya, sehingga pola pengasuhannya dikenal juga dengan pengasuhan demokratis. Pada pola pengasuhan ini, orang tua memberika kebebasan pada anak, tetapi juga memberikan batasan dan kendali pada tindakan anak.
Pengasuhan model ini dikaitkan dengan perilaku sosial yang cakap.dan memiliki kesadaran diri yang tinggi.
Pola pendidikan pun berkembang sesuai perkembangan anak, setiap anak mempunyai fitrah belajar yang dibawanya sejak lahir ke dunia, bahkan sejak masa kehamilan dan berkembang seiring pertumbuhannya. Perkembangan anak meliputi perkembangan fisik, kognitif, sosioemosional.
Di buku ini pun Sobat Dy akan mendapatkan contoh pendidikan karakter, kemandirian, kejujuran, kerendahan hati, disiplin dan masih banyaj lagi. Tentu saja contoh yang diberikan merupakan contoh nyata yang dialami penulis saat mendapatkan kasus yang dialami anak didiknya.
Kelebihan dan Kekurangan Buku
Tidak ada yang sempurna di dunia ini bukan? Begitu pula halnya buku Sekolah Menjadi Orang Tua. Saya suka dengan contoh nyata yang diberikan sehingga saya lebih mudah bagi saya untuk memahami apa yang dijelaskan penulis. Mungkin karena Bu Ani seorang konselor sehingga lebih mudah bagi beliau untuk memberikan contoh. Bahasa yang digunakan pun mudah untuk dipahami.
Dimensi buku ini pun kecil sehingga mudah dibawa kemana-mana. Pas dibaca saat menunggu seseorang atau menunggu antrian dokter misalnya. Jumlah halamannya pun tidak terlalu tebal, sehingga bagi Sobat Dy yang suka membaca, buku ini akan habis dengan sekali duduk.
Kekurangannya adalah pilihan font yang digunakan kurang besar sehingga saya agak kesulitan untuk membacanya secara saya adalah penderita rabun jauh. Selain itu background quote menggunakan warna abu-abu, semakin membuat saya agak kesulitan untuk membacanya.
Penutup
Buku Sekolah Menjadi Orang Tua ini menurut saya pas untuk mengetahui bagaimana cara menjadi orang tua. Contoh-contoh yang diberikan pun merupakan kejadian nyata sehingga pembaca dapat dengan mudah membayangkan. Bagaimanapun juga rumah adalah sekolah pertama dan utama di dunia dimana gurunya adalah orang tua.
Yuk, baca buku ini Soat Dy dan mengaplikasikan contoh-contoh yang telah diberikan. Bagaimana pengalaman Sobat Dy berproses menjadi orang tua? Cerita yuk di kolom komentar.
Ya bener banget ya mbak. Nggak ada sekolahnya orang tua, yang ada langsung ujian jadi orang tua. Praktik..praktik..praktik. Makanya kadang yang belum siap jadi orang tua banyak fluktuasi emosi disana. Cocok banget buku karya mbak Ani ini dibaca oleh para orang tua dan calon orang tua. Recommended!
BalasHapusTapi kesenengannya ortu itu emang marah duluan ya ke anak, apalagi kalo liat anaknya nangis. Tapi memang agak nguji kesabaran juga, sih ya kalo nangisnya Ampe berjam2 nggak mau berntiii, padahal segala cara SDH dicoba. Mungkin Krn luka si anak terlalu dalam kli yaa. Perlu baca bukunya Mba Ani nih biar dpt bnyk solusi parenting.
BalasHapusMenjadi orang tua yang baik itu cukup abstrak menurut saya. Dengan baca buku karya Bu Ani ini, setidaknya bisa jadi gambaran besar bagaimana mendidik anak yang tepat sasaran dan sesuai tujuan yang ingin dicapai keluarga. Deep insight ... ❤️
BalasHapusDari postingan ini kayaknya Gaya pengasuhan autoritatif lebih pas diterapkan untuk membina anak ya mba, biar anak nggak terlalu manja atau terlalu kaku juga. Mau cek di ipusnas ah mungkin nemu bukunya hehe
BalasHapusBagaiman pola mendidik anak menjadi kesepakatan Ayah Bunda nya bahkan jauh sebelum Ananda lahir. Mencari pola pengasuhan juga harus dipilah mana yang terbaik apalagi sekarang banyak referensi yang bisa digunakan
BalasHapusPerasaan udah menerapkan pola pengasuhan yang terbaik, tapi terkadang suka belok-belok ke pengasuhan autoritarian wkwk. Pola asuh ke anak itu emang fleksibel banget sih, kapan perlu jadi otoriter, kapan jadi wise, dan kapan jadi permisif. Semua bisa diterapkan sesuai waktunya. Menarik bukunya mbak Ani ini lho.
BalasHapusLagi-lagi diyakinkan bahwa langkah pertama untuk menerapkan pola asuh yang baik adalah dengan memilih pasangan yang baik pula. Harus digarisbawahi, dicetak tebal, dan dikasih stabilo oleh para singelillah.
BalasHapusWah ternyata pola pengasuhan itu luas banget ya mbak Dy, diawal dari dua insan bertemu, yang akan menikah. Suka banget bukunya membahas dari hal pondasinya dulu seperti pernikahan.
BalasHapusjika ada yang bilang "jadi orangtua itu ndak ada sekolahmya." Mungkin saat ini kurang tepat, buku "Sekolah Menjadi Orang Tua" ini cukup menarik dan membantu para ortu untuk mendidik anaknya dengan baik.
BalasHapussaya jdi belajar melalui artikel ini, ada bberapa gaya pengasuhan yg bisa dterapkan, sbgai single lillah jd nmbah2 ilmu, jadi pgn beli dan baca bukuny nih
BalasHapusMenjadi orang tua yang baik ya harus menjadi pasangan yang baik dulu ya ternyata, berarti benar kata orang tua harus pintar pilih pasangan. Jadi penasaran deh pengen baca bukunya
BalasHapusAku masih pake gaya autoritarian walaupun nggak dominan tapi ada. Sepertinya musti belajar lebih sabar lagi aq sambil tetap memberi kebebasan kepada anak
BalasHapusWah bu ani mengeluarkan buku baru lagi ya.. aku punya buku beliau yg tuntas motorik.bagus..meski tipis dan ukuran kecil tapi isinya wow
BalasHapusMeski g ada skeolah jadi orang tua tapi sekarnag banyak kelas yang berisi nambah wawasan pengasuhan. Sayangnya menjadi orang tua gak berbatas ruang dan kudu praktik. Itulah susahnya
BalasHapusmbaak Dy saya juga suka buku karya Bu Ani, tapi baru punya tuntas motorik. emang penting banget ya belajar terus saat jadi orangtua apalagi menjadi orangtua di jaman sekarang..tantangannya luar biasa
BalasHapusJadi pengen baca bukunya, lengkap banget isinya ya. Jadi tercerahkan saya Mbak, ternyata tujuan di dalam pola pengasuhan itu penting didiskusikan antara suami istri ya Mbak. Makasih Mbak.
BalasHapus