Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Selain itu, Indonesia juga mempunyai banyak bahasa daerah. Dilansir dari Wikipedia, setidaknya ada 829 bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Hal ini mengindikasikan bahwa 10% bahasa dunia berasal dari Indonesia. Tak ayal hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah bahasa daerah terbanyak dan beragam kedua di dunia setelah Papua Nugini.
Salah satu bahasa daerah yang ada di Indonesia adalah bahasa Jawa. Hal unik dari bahasa jawa adalah adanya beberapa jenis bahasa Jawa yang digunakan oleh masyarakat Jawa. Simak lebih lanjut yuk, apa saja jenis bahasa Jawa yang digunakan masyarakat Jawa.
Jenis Bahasa Jawa
Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang cukup populer di Indonesia, mengingat jumlah masyarakat yang menggunakan bahasa Jawa cukup banyak. Berdasarkan data Dukcapil per Juni 2022, penduduk pulau Jawa sebanyak 56,05% diantara penduduk Indonesia.
Sebagian besar penduduk pulau Jawa menggunakan bahasa Jawa. Bahasa lain yang digunakan adalah bahasa Sunda dan bahasa Madura. Bahasa daerah lainnya adalah bahasa Melayu, Lampung Cikoneng, Bugis dan Bajo.
Kali ini saya hanya akan menyampaikan tentang bahasa Jawa terlebih dahulu. Penggunaan bahasa Jawa berbeda-beda, tergantung pada lawan bicara. Selain itu, bahasa Jawa yang digunakan mungkin sedikit berbeda tergantung dari daerah pemakainya berasal. Ada tiga jenis bahasa Jawa yang saya ketahui, diantaranya :
Ngoko (kasar)
Bahasa Jawa Ngoko digunakan untuk berbicara dengan lawan bicara yang masih seumur, sederajat, atau lebih muda.
Madya (biasa)
Bahasa Jawa Madya digunakan untuk berbicara dengan lawan bicara yang merupakan orang dalam konteks yang resmi atau lawan bicara yang sederajat, tetapi ingin menghormatinya.
Krama (halus)
Bahasa Jawa Krama digunakan untuk berbicara dengan lawan bicara orang yang dihormati atau seseorang yang lebih tua.
Bahasa yang digunakan pada jenis bahasa Jawa yang dipilih juga akan memberikan pengaruh pada diksi. Pemilihan diksi sangat penting. Sebab penerapan diksi yang salah bisa dianggap tidak sopan dan memalukan penggunanya. Contohnya teko (ngoko), dugi (madya), dan rawuh (kromo). Contoh lainnya adalah mangan (ngoko), nedha (madya) dan dhahar (kromo).
Etika Penggunaan Bahasa Jawa.
Pemilihan diksi yang tepat serta intonasi yang sesuai menunjukkan adanya sopan santun pemakainya. Penggunaan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari merupakan penerapan tata krama.
Sebetulnya dalam bahasa jawa tercermin adanya norma susila, tata krama, menghargai seseorang baik yang lebih tua maupun yang lebih muda. Inilah eksotisnya bahasa Jawa.
Banyak manfaat yang dapat diambil hikmahnya dari belajar bahasa Jawa, diantaranya adalah
- Belajar menghargai dan menghormati orang lain
- Belajar mengendalikan ego
- Belajar rendah hati serta tidak sombong.
Hal ini tercermin dalam ungkapan bahasa Jawa, yaitu "Aja rumangsa bisa nanging bisaa rumangsa". kurang lebih jika diterjemahkan artinya jangan merasa bisa, tetapi bisalah merasakan.
Penutup
Indahnya ragam budaya Indonesia, tak terkecuali keindahan ragam bahasa daerah yang ada. Bahasa daerah merupakan bahasa ibu bagi masyarakat Indonesia. Hal inilah yang membedakan Indonesia dengan negara lain.
Saya bersyukur tinggal di Indonesia yang kaya budaya sehingga berkesempatan untuk mengenal berbagai ragam budaya nusantara.
Walaupun saya belum mahir dalam menggunakan bahasa Jawa dalam keseharian, saya pun turut berbahagia bisa mengenal bahasa Jawa. Maklumlah bahasa pemersatu di rumah adalah bahasa Indonesia, sehingga bahasa ibu yang pertama saya kenal adalah bahasa Indonesia.
Saya kerap mendapat candaan, orang Jawa tetapi tidak bisa bahasa Jawa, karena ibu saya menggunakan bahasa Sunda sedangkan bapak menggunakan bahasa Jawa. Setelah tinggal di Surabaya beberapa tahun, ibu saya bisa berbahasa Jawa kembali.
Setelah mengenal jenis bahasa Jawa, PR selanjutnya bagi saya adalah lebih sering menggunakannya dalam keseharian. Duh malunya. Bagaimana pengalaman Sobat Dy dalam menggunakan bahasa daerah? Tulis di kolom komentar ya.
Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_bahasa_di_Indonesia
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5506053/selain-bahasa-jawa-ini-8-bahasa-daerah-lain-yang-ada-di-pulau-jawa
https://www.idntimes.com/life/education/tri-handayani-9/tingkatan-bahasa-dalam-bahasa-jawa-c1c2
oke punya, intinya ada tingkatan bahasa saat dengan siapa kita bicara
BalasHapusAku setuju banget sama manfaat tingkatan dalam bahasa daerah, terutama dalam hal ini bahasa Jawa. Menghargai yg lebih muda atau sesama dan menghormati yg lebih tua, supaya kita lebih bisa menjaga hati. Thanks mba Dyah sharingnya.
BalasHapusAyahku suku Jawa kelahiran Sumatera dan aku tidak tahu bahasa Jawa sedikitpun. Tapi memang ya keragaman budaya dan bahasa di Indonesia ini memang unik. Jadi salah satu ciri khas Indonesia.
BalasHapusMeskipun kedua orang tua saya sama latar sukunya (sumatra), tapi saya tetap tidak paham bahasanya karena kami kerap pindah ke tempat yang beda bahasanya, makanya saya lebih biasa menggunakan bahasa Indonesia aja. Bahasa Jawa ini berarti beda2 pemakaian katanya ya mba tergantung lawan bicara kita ya
BalasHapusHemat saya beberapa bahasa di asia ini memang memiliki tingkatan bahasa. Contohnya bahasa Jepang, Korea, Mandarin, termasuk bahasa Jawa di Indonesia juga mirip dalam tingkatannya. Pembahasan ini bisa menarik kak kalau diperluas lagi ❤️
BalasHapusWah aku baru tahu mbak Dy ada turunan Sunda juga ternyata ya, hehe. Unik bgt bahasa Jawa ya. Kalau di Jawa "Dahar" bahasa halus ya. Sebaliknya, kalau di Sunda malah kasar. Kalau bilang gitu ke calon mertua auto di blacklist jadi mantu nih, wkwkwk.
BalasHapusPas banget lo baca artikelnya Mba Dy ini. Sebagai seorang yang bukan bersuku Jawa dan pengen belajar, saya merasa sangat terbantu dengan info ini, Mba :)
BalasHapusKromo inggil ya kak, tingkatan bahasa Jawa memang betul mengajarkan kita untuk menghormati yg lebih tua serta menghargai orang lain
BalasHapusRagam budaya Indonesia bener2 indah ya Mba. Sayangnya saya sampai sekarang suka bingung antara ngoko, madya, sama krama.
BalasHapus