"Menikah adalah solusi terbaik seorang pemuda karena dengannya sempurnalah separuh agama dan perjalanan hidup" - Anonim
Pernikahan adalah sebuah proses dua insan yang telah cukup dewasa untuk mengikat janji suci. Selain itu pernikahan merupakan salah satu ibadah terpanjang dalam hidup. Janji suci yang akan mengikat keduanya dalam suatu ikatan lahir dan batin, seperti halnya yang dilakukan oleh Kaesang dan Erina.
10 Desember 2022 adalah hari yang bersejarah bagi sepasang kekasih Kaesang dan Erina untuk mengikat janji bersatu dalam sebuah mahligai pernikahan. Siapakah sosok mereka berdua? Mengapa banyak media yang meliputnya? Mengapa banyak penduduk Indonesia yang mengikuti kisah cinta mereka berdua?
Betul sekali Sobat Dy, Kaesang adalah putra bungsu Presiden Jokowi, wajar jika pernikahannya banyak disorot media baik media lokal maupun meida luar negeri dan beritanya diikuti oleh penduduk Indonesia. Salah satu hal yang menarik perhatian adalah upacara pernikahan yang dipilih keduanya.
Keduanya adalah orang Jawa, Kaesang berasal dari Solo dan Erina berasal dari Yogyakarta. Walaupun lokasi kedua daerah tersebut berdekatan. Namun, ada sedikit perbedaan pada upacara pernikahannya.
Pernikahan keduanya tidak hanya menarik perhatian masyarakat Indonesia karena keduanya adalah publik figure. Namun, rangkaian prosesi pernikahan yang dilangsungkan juga berhasil menghidupkan kembali tradisi leluhur dan mengenalkan kepada masyarakat.
Profil Kaesang
Lelaki kelahiran Surakarta pada tanggal 25 Desember 1994 memiliki nama lengkap Kaesang Pangarep. Lahir dari pasangan Joko Widodo dan Iriana. Lelaki yang dibesarkan di kota kelahirannya ini sejak SMA menempuh pendidikan di Singapura.
Putra bungsu presiden Indonesia ketujuh ini cukup aktif di media sosial. Apapun dijadikan konten media sosialnya. Dia pun tidak gengsi untuk menjawab komenter pengikutnya.
Selain aktif di media sosial, dia juga memiliki usaha sendiri, diantaranya kaos Kecebong dan kuliner pisang yang diberi nama Sang Pisang, kuliner martabak Markobar, pengusaha jas hujan, dan masih banyak lagi.
Dia pun tak malu berperan sebagai cameo di film pendek Cek Toko Sebelah, karya komika Ernest Prakasa. Aktingnya yang optimal juga mendapat pujian oleh sang sutradara.
Profil Erina
Wanita pemilik nama lengkap Erina Sofia Gudono ini lahir di Pennsylvania,, Amerika Serikat pada 11 Desember 1996. Namun, dia tumbuh dan besar di Yogyakarta. Anak ketiga dari empat bersaudara ini dekat dengan sosok ayahnya. Namun, ayahnya telah berpulang sekitar enam tahun lalu.
Finalis Putri Indonesia 2022 yang mewakili Yogyakarta ini memiliki segudang prestasi, diantaranya adalah 1st Winner of International Business Case Competition. Saat ini wanita cantik alumni Columbia University dan Universitas Gajah Mada bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang keuangan.
Pernikahan Kaesang dan Erina
Sebuah status di media sosial milik akun @kaesangp berbunyi "Bismillah minta doanya menuju halal sama perempuan paling sempurna buat aku di dunia". Akun tersebut adalah salah satu akun milik Kaesang. maklumlah ada beberapa akun miliknya. Sebuah permohonan agar proses pernikahan dimudahkan ini pun disukai ratusan ribu pengikutnya.
Jodoh mempunyai rahasianya masing-masing, begitu pula yang dialami oleh keduanya. Ibarat pepatah asam di gunung, garam di laut, bertemu di belanga. Jodoh itu misteri, tidak ada satupun yang tahu.
Tidak perlu waktu yang lama untuk mengenal satu sama lain, keduanya memutuskan untuk menikah. Pernikahan bukan hanya mencari pasangan yang ideal, tetapi juga berusaha menjadi pasangan yang ideal, bukan?
Setelah persetujuan dua keluarga dikantongi, upacara pernikahan yang sakral pun digelar. Upacara pernikahan mempunyai banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku, agama, adat istiadat, budaya. Adat istiadat seperti apakah yang dipilih oleh Kaesang dan Erina? Yuk disimak lebih lanjut.
Undangan Pernikahan
Namun, sebelum bahas tentang upacara pernikahannya, intip dulu undangan pernikahan mereka berdua ya.
Undangan dengan warna latar putih dan sentuhan warna emas di beberapa ornamen. Ada beberapa informasi yang disematkan yang dihaturkan untuk tamu undangan. Diantaranya acara resepsi yang berlangsung hari Minggu, tanggal 11 Desember 2022, pukul 09.30-13.00 di Pura Mangkunegaran.
Transportasi khusus (shuttle bus) telah disiapkan untuk menjemput tamu dari dan ke hotel dimana tamu undangan menginap. Dalam undangan tersebut juga dihaturkan permohonan maaf karena kedua mempelai tidak menerima tamu di rumah dan tidak menerima sumbangan dalam bentuk apapun.
Filosofi Pernikahan Adat Jawa di Pernikahan Kaesang dan Erina
Sobat Dy, seperti yang saya sampaikan sebelumnya bahwa kedua mempelai adalah suku jawa. Ada berbagai ritual adat yang dilakukan sebelum hingga saat pernikahan. Tidak hanya kedua mempelai saja yang melakukan ritual tersebut. Orang tua dan kerabat juga terlibat dalam prosesinya.
Setiap prosesi yang dilakukan dalam pernikahan adat Jawa memiliki makna yang mendalam sebagai refleksi, harapan, dan doa untuk kehidupan calon mempelai nantinya setelah resmi menikah.
Berikut beberapa prosesi adat Jawa yang dilakukan di pernikahan Kaesang dan Erina
Siraman
Dalam bahasa Jawa, angka tujuh disebut pitu, sehingga tujuh orang yang yang memandikan diisyaratkan sebagai pitulungan yang artinya pertolongan kepada kedua mempelai.
Filosofi siraman adalah pembersihan diri sebelum memasuki ritual yang lebih sakral. Nantinya, siraman terakhir dilakukan oleh ayah mempelai wanita. Kemudian dilanjutkan dengan menggendong anaknya menuju kamar pengantin.
Upacara siraman yang dilakukan di kediaman Erina selain dihadiri oleh keluarga, juga dihadiri oleh GKR Hemas, KGBRAy Atika Purnomowati, Bu Ida Pratikno, dan Bu Nyai Hj Fatimah.
Midodareni
Midodareni merupakan malam sakral untuk melepas masa lajang calon pengantin. Midodareni berasal dari kata widodari yang berarti bidadari.
Makna midodareni adalah konon pada malam midodareni itu para bidadari dari kahyangan turun ke bumi dan berkunjung ke rumah calon mempelai wanita untuk mempercantik dan menyempurnakan calon mempelai wanita.
Filosofi midodareni adalah harapan agar pengantin wanita akan secantik bidadari dari surga saat pernikahannya.
Dilansir dari situs Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, prosesi midodareni biasa dilakukan masyarakat sebelum acara akad nikah dan panggihan atau panggih pengantin. Calon pengantin wanita akan dipingit selama semalam tidak boleh keluar rumah.
Paes Ageng Yogyakarta
Akad nikah Kaesang dan Erina dilaksanakan tanggal 10 Desember 2022 di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo, Yogyakarta. Salah satu tempat bersejarah ini dibangun pada 1857 oleh Sultan Hamengku Buwono VI.
Dilansir dari Solopos.com, Pendopo Agung ini merupakan bangunan tanpa dinding yang melambangkan keterbukaan Raja kepada seluruh rakyatnya. Lantai Pendopo yang lebih tinggi dari halaman mencerminkan penghargaan kepada tamu yang datang serta keakraban dengan harmoni.
Pendopo Royal Ambarrukmo beraksitektur tradisional Jawa. Setiap bagian dari keseluruhan kompleks Pendopo memiliki fungsi yang berbeda dan memiliki makna filosofi tertentu dan doa yang mewakili nilai agama, kepercayaan, serta norma budaya Jawa.
Setelah mengetahui tentang tempat akad nikah dilangsungkan, selanjutnya kita cari tahu tentang riasan yang dipilih oleh pengantin, yuk. Riasan yang dipilih oleh pengantin wanita adalah Paes Ageng Yogyakarta. Mengapa Erina memilih mengenakan riasan Paes Ageng Yogyakarta? Karena Erina ingin menyebarkan budaya Yogyakarta ke masyarakat.
Dilansir dari Kompas.com, Erina menyatakan bahwa ada banyak filosofi agung yang terkandung dalam gaya rias Paes Ageng sehingga ia perlu bersikap hati-hati. Paes Ageng Yogyakarta merupakan bentuk harapan bagi pengantin wanita dan pria dalam menjalani kehidupan pernikahan.
Paes Ageng Yogyakarta merupakan riasan yang tergolong istimewa karena dulunya hanya boleh dikenakan oleh keluarga kerajaan di lingkungan kraton. Namun, saat ini bebas dipakai oleh berbagai kalangan di luar lingkuan kraton.
Biasanya juru rias menjalani persiapan khusus dengan menjalankan puasa untuk menghasilkan hasil riasan yang cantik, bersinar, dan manglingi. Berikut riasan yang terdapat dalam Paes Ageng Yogyakarta.
Alis menjangan
Alis menjangan disebut juga dengan alis tanduk rusa. Alis yang bercabang seperti bentuk tanduk. Bentuk alis ini melambangkan kecerdikan, kecerdasan, dan keanggunan. Menjangan adalah hewan yang menginspirasi karakter tersebut oleh karena itu disebut alis menjangan.
Paes prada merupakan bentuk lengkungan hitam dengan garis emas di dahi pengantin perempuan. Setiap bentuk lengkungan memiliki ukuran yang berbeda dan melambangkan simbol yang berbeda pula.
Lengkungan yang besar melambangkan kebesaran Tuhan, sedangkan lengkungan kecil yang disebut pengapit, melambangkan keseimbangan.
Filosofi dari riasan paes prada adalah agar perempuan dapat menjadi penyeimbang rumah tangga dan keluarga di bawah kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa.
Cithak
Cithak berbentuk tanda kecil di dahi dan terletak diantara dua alis memiliki filosofi pola pikir perempuan. Diharapkan, mempelai wanita menjadi sosok yang berpikir ke depan, fokus dan menjaga kesetiaan sebagai seorang istri.
Centhung
Centhung adalah aksesoris yang disematkan di kanan dan kiri kepala pengantin wanita. Centhung yang berjumlah dua buah merupakan lambang gerbang kehidupan baru yang dilalui kedua mempelai.
Panggih Pengantin
Setelah proses akad nikah dilangsungkan, prosesi berikutnya adalah Pangih Pengantin. Riasan yang digunakan Erina masih sama seperti saat akad nikah, yaitu Paes Ageng Yogyakarta.
Kedua mempelai hanya berganti busana, jika sebelumnya busana yang dikenakan bernuansa putih, maka kali ini busana yang dikenakan bernuansa kuning keemasan. Erina tampil anggun dengan balutan kebaya penuh payet yang menjuntai panjang hingga ke lantai.
Prosesi Panggih Pengantin yang dilangsungkan menggunakan tradisi khas Yogyakarta. Proses panggih mempunyai makna pertemuan pengantin pria dan pengantin wanita. Berikut beberapa ritual dalam proses panggih pengantin :
Seserahan pisang sanggan
Sanggan mempunyai arti bawaan, merupakan simbol dari penebusan pengantin perempuan. Artinya simbol ini adalah orangtua mempelai perempuan menyerahkan putri yang selama ini diasuhnya kepada seorang laki-laki yang dipercaya yang menjadi menantunya.
Laki-laki ini yang nantinya memberikan nafkah baik lahir maupun batin, menjaga, membimbing, dan mengarahkan serta bertanggung jawab atas perbuatan istrinya.
Pisang sangan terdiri dari satu tangkep atau dua sisir pisang raja yang masak pohon, kemudian suruh ayu, gambir, kembang telon atau bunga tiga warna (mawar, melati, dan kenanga), serta benang lawe.
Semuanya ditata menjadi satu dalam sebuah tempat khusus berupa keranjang anyaman. Pembawa sanggan berada di depan rombongan keluarga mempelai pria.
Balangan gantal
Gantal adalah sirih yang diikat oleh benang putih. Balangan gantal merupakan prosesi saling melempar gantal yang dilakukan oleh kedua pengantin. Pengantin pria melemparkan gantal ke arah dada pengantin wanita sebagai tanda bahwa ia telah memikat hati pengantin wanita. Sedangkan pengantin wanita melemparkan gantal ke arah lutut pengantin pria sebagai tanda bakti kepada suami.
Bubah kawah
Bubah kawah adalah prosesi sebagai bentuk rasa syukur kedua orang tua mempelai atas pernikahan anaknya. Prosesi ini diadakan untuk menantu pertama saja. Dari pihak Erina, pernikahan mereka berdua adalah menantu, karena Erina lebih dulu menikah dibandingkan kedua kakaknya.
Sungkeman
Prosesi puncaknya adalah sungkeman, yaitu kedua mempelai berlutut di depan kedua orang tuanya masing-masing secara bergantian, sebagai bentuk penghormatan karena telah mendidik dan membesarkan mempelai hingga akhirnya menjalani kehidupan baru bersama pasangan.
Kirab
Setelah mengikuti serangkaian prosesi mulai akad nikah hingga panggih pengantin pada tanggal 10 Desember 2022. Maka tiba saatnya untuk ngunduh mantu yang dilakukan oleh keluarga Kaesang.
Prosesi ngunduh mantu dilaksanakan di Pura Mangkunegaran. Namun, sebelumnya dilakukan kirab terlebih dahulu dari Loji Gandrung ke Pura Mangkunegaran. Tentu saja hal ini menarik perhatian warga Solo yang memenuhi rute kirab.
Saat kirab, pasangan pengantin ini memilih mengenakan pakaian dodotan solo basahan. Filosofi busana dodotan solo basahan merupakan simbol berserah diri kepada Tuhan yang Maha Esa.
Umumnya sanggul yang digunakan dalam pernikahan adat Jawa berbentuk Bokor Mengkurep, yang mempunyai arti harapan agar pengantin wanita dapat mandiri dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Tuhan.
Kedua mempelai juga mengenakan roncean melati. Umumnya bunga melati yang digunakan untuk ronce adalah bunga melati yang masih berbentuk kuncup kecil-kecil, bukan melati yang sudah mekar. Kuncup bunga melati tersebut dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk rangkaian ronce yang indah.
Melati roncean ini merupakan simbol kesederhanaan dan kerendahan hati pengantin. Selain itu bunga melati juga sebagai simbol kesucian dalam pernikahan.
Setiap elemen yang ada merupakan doa dan harapan dari pihak keluarga agar pasangan pengantin mampu membentuk keluarga yang harmonis, bahagia, sejahtera, dan dapat hidup selaras dengan alam dan berpegang teguh pada petunjuk Tuhan Sang Pencipta.
Penutup
Pernikahan adalah peristiwa yang sakral bagi kedua mempelai. Proses yang diharapkan berlangsung sekali dalam kehidupan mereka. Wajar jika kedua mempelai memepersiapkan prosesnya dengan istimewa agar meninggalkan kesan yang mendalam bagi keduany dan tamu undangan.
Begitu pula dalam pernikahan Kaesang dan Erina. Keduanya adalah orang Jawa, sehingga wajar jika memilih adat Jawa dalam proses pernikahannya. Selain itu juga agar masyarakat mengetahui ada istiadat dan filosofi penikahan adat Jawa.
Bagi Sobat Dy yang sudah menikah, yuk ceritakan adat apa yang dulu dipilih saat menikah. Sedangkan bagi Sobat Dy yang belum menikah, adat apa yang ingin kalian pilih untuk menikah nantinya. Cerita di kolom komentar ya.
Referensi
Wikipedia
Liputan 6
Akun Instagram Erina, Kaesang, Erina Kaesang
https://www.solopos.com/jadi-tempat-akad-nikah-kaesang-erina-ini-sejarah-pendopo-royal-ambarrukmo-1496612
https://lifestyle.kompas.com/read/2022/12/13/091515820/filosofi-paes-ageng-yogyakarta-yang-dipakai-erina-gudono?page=all#:~:text=Riasan%20ini%20memiliki%20filosofi%20agar,di%20bawah%20kebesaran%20Yang%20Kuasa.
https://www.fimela.com/fashion/read/5150355/erina-gudono-dan-kaesang-pangarep-jalani-prosesi-panggih-pengantin-dalam-suasana-khidmat-haru
https://parasayu.net/pengantin-solo-basahan/
Pernikahan Kaesang - Erina ini memang jadi contoh pernikahan yang mengusung budaya nusantara di saat banyak pasangan yang mulai melirik budaya luar dalam acara pernikahan
BalasHapusbetul banget kak, jadi pusat perhatian baik dalam negeri maupun luar negeri
HapusAssalamualaikum
BalasHapuswa'alaikumsalam
HapusSemoga adat kawinan ini tetap ada, ya. Sekarang kepeginnya yang pada barat²an. Capek dan panjang emangan. Tapi siapa lagi yang terusin klo bukan anak² sekarang
BalasHapusAaaahh suka banget sama pasangan ini. Seneng ada tulisan yg menceritakan pernikahan mereka karena aku juga penasaran. Pestanya meriah tapi tidak melupakan adat masing² justru malah memperkenalkannya melalui adat pernikahannya.
BalasHapusMenarik bgt adat pernikahan kaesang-erina ini. Penuh dgn makna budaya. Ahh ikut merasa bangga ketika menyaksikan prosesi pernikahan kedua mempelai ini, smoga ttp selalu lestari budaya Indonesia
BalasHapusLengkap banget mbak Dy, aku jadi tahu makna setiap detail prosesi pernikahan adat Jogja - Solo Kaesang dan Erina.
BalasHapusDulu menikah aku pakai adat Palembang modern, hanya sedikit mengambil prosesi adatnya.
Prosesi pernikahan adat Jawa ini panjang dan penuh filosofi ya, mba, ternyata.
BalasHapusBarakallah mas Kaesang dan mbak Erina. Sebagai insan Jawi, patut lah menjadi influencer juga dalam masalah budaya.
BalasHapusRibet tapi puas..hehehe
Adat istiadat khususnya di masyarakat Jawa memang kental akan filosofinya. Akan tetapi, banyak orang yang sekadar mengikuti tanpa tau filosofinya. Dan menjadikan itu semacam hal mistis dan berbau dg klenik.
BalasHapusPaling suka aku lihat pernikahan yang adatnya dipakai gitu, lebih anggun dan elegan rasanya. Pernah belajar filosofinya juga tiap prosesi, sedetail itu arti-arti nya. Sayang udah nggak stay di solo, jadi nggak bisa kondangan hehe.
BalasHapusKami dulu pakai adat Jawa juga Mbak. Ada siraman, midodareni, panggih dll kayak gitu sih. Aku juga pakai paes, tapi gaya Solo. Waktu akad engga duduk sebelahan, tapi aku nunggu di kamar. Setelahnya ketemu suami ya pas acara panggih itu...hehe...Engga ada acara kirab sih...wong rakyat biasa...wkwk...Mbak Dyah pakai adat apa nih waktu nikah?
BalasHapusProsesi pernikahan kaesang dan Erina kemarin sekaligus sebagai sarana edukasi juga bagi generasi muda ya, mengenai tradisi pernikahan dalam adat Jawa yang ternyata banyak sekali rangkaiannya.
BalasHapusSaya sendiri sebagai orang Jawa sudah lupa sebagian besar urutan prosesi itu, karena kini tak banyak pengantin yang melakukannya
Pernikahan Kaesang dan Erina elegan ya. Erinanya anggun banget, keliatan wanita yang santun, cantik, berpendidikan, berkelas pokoknya. Saya baru tahu filosofi alis menuangkan pas nikahan mereka. Semoga pernikahan mereka Samawa
BalasHapusLengkap banget liputannya Mbak. Saya juga asli Jogja, tapi baru tahu semua tradisi nikah yang semacam itu, hehe...
BalasHapusNamanya budaya ya memang turun-temurun. Kalau memang positif dan baik, ya mesti dilestarikan toh.
Wuih, jadi banyak belajar budaya lewat artikel ini, nih. Hahaha, klo ditanya mau pakai adat apa kayaknya Melayu, Minang, sama adatnya calon suami nanti, deh. Mohon doa, ya, Mba ;)
BalasHapusaamiin, semoga disegerakan ya mbak
HapusHehehe. Aku ngikutin nih pernikahan adat jawa dan pesta rakyatnya meski dari TV doang. Ini namanya kalau jodoh, walau ketemu sebentar ya pasti jadi ya. Gak ada yang nyangka jodoh Kaesang ini. Mba Dyah follow instagram mereka juga gak? Aku suka ngikutin juga foto-foto mereka sekarang yang lagi di luar negeri.
BalasHapus