Saat jam istirahat di suatu siang, saya iseng membuka sosial media milik om Mark yang menampilkan seorang perempuan sedang terbaring di Rumah Sakit. Segera saya membaca caption status rekan saya tersebut. Kami pernah bekerja dalam perusahaan yang sama.
Rekan saya tersebut sebut saja namanya Dahlia, menceritakan bahwa dia mengalami ablasio retina dengan kata lain retinanya lepas dan saat itu akan melakukan operasi mata untuk memasang kembali retinanya. Selain proses operasi yang rumit, antrian operasinya pun lama.
Saya sempat tak percaya dengan berita tersebut. Sejurus kemudian saya menghubunginya melalui pesan WhatsApp untuk menanyakan kondisinya. Saat saya menghubunginya, ternyata proses operasi telah selesai dilakukan sebulan sebelumnya, sehingga kami dapat melakukan chat.
Dia sengaja menulis di media sosial dengan detail agar masyarakat mengetahui apa itu ablasio retina dan cara penanganannya. Tulisannya cukup lengkap hingga terbagi menjadi beberapa bagian. Mulai dari penyebab ablasio retina hingga berjalannya operasi mata untuk mengembalikan retina pada tempatnya.
Jujur saja saat membaca ceritanya di media sosial, muncul kekhawatiran besar padanya dan pada diri saya sendiri. Kami berdua adalah sesama penderita miopi atau rabun jauh dengan minus yang cukup besar.
Itulah mengapa saat saya akan melahirkan, saya melakukan tes kesehatan mata. Hal ini bertujuan untuk memeriksa apakah saya dapat melahirkan melalui persalinan normal atau harus melalui persalinan cesar. Jika syaraf mata saya kuat, maka saya dapat melahirkan melalui persalinan normal. Namun, jika syaraf mata saya tidak kuat, maka dilakukan persalinan cesar.
Saat proses mengejan dalam persalinan normal kemungkinan terjadi tekanan pada otot mata yang dapat menyebabkan kebutaan jika prosesnya tidak dilakukan dengan benar. Oleh karena itu saat melahirkan saya minta didampingi suami dengan tujuan membantu saya saat proses mengejan.
Lain waktu mungkin akan saya ceritakan hal ini ya. Kembali ke topik rekan saya tadi tentang Ablasio retina agar kita semakin memahaminya dan dapat melakukan pencegahan, karena kesehatan mata itu penting lo Sobat Dy.
Retina
Sebelum membicarakan ablasio retina, yuk cari tahu dulu tentang retina dan fungsinya. Retina adalah selapis tipis yang terletak di bagian belakang bola mata yang sensitif terhadap cahaya.
Retina merupakan bagian tubuh yang bertanggung jawab terhadap kemampuan manusia untuk melihat, maka ketika retina rusak atau terganggu karena adanya penyakit, manusia tidak dapat melihat dengan maksimal bahkan terancam kebutaan.
Di dalam retina terdapat sel basilus dan konus yang bertugas sebagai penerima cahaya yang akan memberikan visualisasi atas apa yang dilihat oleh mata. Di bagian belakang retina terdapat cakram optik yang lebih dikenal dengan nama titik buta atau blind spot. Ketika bayangan benda jatuh pada titik buta maka manuisa tidak dapat melihat hal tersebut.
Retina akan menerima dan memproses informasi informasi yang dikumpulkan oleh sel foto reseptor dan melajutkannya ke otak sehingga otak menyatakan apa benda yang dilihat dair informasi tersebut.
Ablasio Retina
Sobat Dy ablasio retina merupakan salah satu penyakit mata yang jamak menjadi kekhawatiran masyarakat. Kondiis terlepasnya retina atau selaput jala dari posisinya semula dapat membuat mata buta secara permanen.
Indahnya dunia seketika hilang. Saat seperti ini tentunya kita sangat mensyukuri nikmat penglihatan yang Tuhan berikan bukan.
Saat ini penyebab dan gejala ablasio retina atau dikenal juga sebagai retinal detachment dapat diketahui. Selain itu obat dan cara mengobatinya juga telah diketahui sehingga penderita ablasio retina dapat disembuhkan.
Penyebab Ablasio Retina
Beberapa penelitian telah dilakukan oleh ahlinya dan menemukan penyebab ablasio retina, yaitu luka pada mata, peradangan, komplikasi setelah operasi mata (katarak, glaukoma, dan lainnya), rabun jauh akut, penderita diabetes, dan usia lanjut (di atas 50 tahun).
Penyebab utamanya adalah adanya dorongan atau tarikan yang merobek retina sehingga membuatnya lepas dari posisinya. Dorongan atau tarikan ini dipicu oleh tumbuhnya jaringan parut akibat luka atau penyakit ataupun menumpuknya vitreous yang berbentuk seperti cairan gel yang berada diantara retina dan lensa mata.
Vitroeus adalah gel yang mengisi ruang antara lensa mata dan retina. Walaupun ablasio retina dapat diobati dengan cara operasi mata, tetapi cara terbaik adalah dengan melakukan pencegahan agar terhindar dari resiko kebutaan total
Jenis Ablasio Retina
Berdasarkan penyebab ablasio retina dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu :
Ablasio retina regmatogen
Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak dijumpai pada pasien penderita. Retina penderita berlubang, robek atau rusak. Ablasio regmatogen dapat terjadi pada orang yang menjelang usia 60 tahun atau lebih.
Penyebabnya adalah menurunnya kualitas tubuh vitreous atau badan bening di mata lantaran bertambahnya usia. Kurang lebih proses abaliso regmatogen dapat digambarkan sebagai berikut gel vitreous keluar ke bagian bawah retina hingga lama kelamaan mengendap. Endapan vitreous membuat retina tertarik dari lapisan yang menopangnya.
Retina tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dan membuat menurunnya kemampuan penglihatan. Layaknya air yang membuat cat tembok terkelupas.
Degenerasi vitreous karena proses penuaan merupakan hal yang wajar. Namun, jika hal ini terjadi bersamaan dengan gangguan lain pada mata, terutama rabun jauh, akibatnya bisa lebih berbahaya.
Ablasio retina traksional
Tipe ablasio retina traksional lebih jarang terjadi dibandingkan tipe abaliso retina traksional. Penyebabnya ablasio retina traksional adalah adanya jaringan parut yang tumbuh secara abnormal pada permukaan retina.
Jaringan parut ini lambat laun akan membuat retina terseret dan lepas dari lapisan yang melindunginya.
Pada tahap tertentu, penderita akan terganggu karena hilangnya penglihatan. Penderita diabetes rawan terkena penyakit ini. Bila tak segera diatasi, maka ablasio retina traksional dapat menyebabkan kebutaan total.
Ablasio retina eksudatif
Tipe ablasio retina eksudatif merupakan mengendapnya cairan di baian bawah retina. Jenis ini sangat jarang terjadi. Endapan cairan ini dapat disebabkan beberapa hal, diantaranya peradangan, tekanan darah tinggi yang parah, tumor atau kanker mata dan leukimia. Cedera karena pukulan benda tumpul juga dapat memicu penyakit ini.
Gejala Ablasio Retina
Penting untuk mengetahui gejala ablasio retina sejak dini agar pengobatan pada penyakit ini dapat maksimal. Gejalanya meliputi :
- kaburnya penglihatan
- susah melihat dengan jelas karena adanya gangguan seperti bayangan tirai dalam penglihatan
- munculnya kilatan cahaya secara mendadak saat
- munculnya bintik kecel seperti pasir yang tiba-tiba mengganggu penglihatan
Jika gejala di atas muncul, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter mata agar segera mendapatkan perawatan dan mengurangi resiko yang lebih yang mungkin terjadi.
Referensi
www.klinikmatanusantara.com
Wah habis scroll2 artikel, nemu yang beginian jadi nambah pengetahuan, yang istilahnya sangat unik sekali yaa hehe
BalasHapusiya kak, semoga bermanfaat ya
Hapuswaah saya baru tau tentang Ablasio Retina ini. Jadi nambah pengetahuan.. makasih yaa mba sudah sharing
BalasHapussama-sama mbak, semoga bermanfaat
HapusNgobrolin soal mata ini, aku pun mengalami minus yang terbilang besar, kka Dy..
BalasHapusDan Ibuku selalu wanti-wanti kalau orang lahiran dan setelahnya itu kudu banget dijaga, even untuk melakukan hal-hal kecil seperti angkat berat dan jaga kondisi kesehatan. Karena sebegitu pentingnya organ penglihatan ini yaa..
Semoga sehat selalu, kak Dy...dan sahabat semua yang memiliki keluhan mata yang sama.
betul banget teh, ngeri kan efeknya, semoga kita smeua diberi kesehatan ya
HapusYa ampun, aq baru tau lowh soal ini, serem jugaa sebagai pemilih mata silindris yang jarang pake kacamata jd rada2 ngeri2 sedap nih, thnx yuu infonyaa
BalasHapussama-sama kak
Hapusnambah ilmu nih, krn jujur baru tau. Serem juga kami kami kaum mata yang silinder. :(
BalasHapussemoga bermanfaat ya kak artikelnya, ga ada maksud untuk menakuti lo
Hapus