Suatu sore, notifikasi ponsel pintar menampilkan pesan dari grup WhatsApp walimurid anak sulung saya. Sebut saja ibu A, beliau menyampaikan bahwa anaknya mogok sekolah karena mengalami bullying atau perundungan di sekolah.
Ibu A menyampaikan agar wali murid yang lain dimohon untuk memberikan pengertian kepada anak-anaknya agar menghentikan membully anaknya. Ibu A tidak menuduh siapapun, pesan tersebut ditujukan untuk semua wali murid.
Setelah membaca pesan tersebut saya menghubunginya secara pribadi, menanyakan hal tersebut. Sebetulnya anaknya sudah bercerita siapa pelakunya. Untuk mencegah agar hal tersebut tidak melebar, saya minta beliau untuk menyampaikan hal tersebut kepada wali kelas.
Usut punya usut berdasarkan cerita putri saya, pelaku bullying temannya tersebut sebelumnya adalah korban bullying anak Ibu A. Hmm siklusnya berputar ya ternyata, pelaku bullying sebelumnya adalah korban bullying.
Adakah caranya mencegah bullying pada anak, baik menjadi pelaku bullying maupun korban bullying?
Bullying
Sobat Dy, sebetulnya apa sih bullying itu? Bullying juga dikenal dengan perundungan. Arti perundungan berdasarkan KBBI adalah proses, cara, perbuatan merundung yang dapat diartikan sebagai seseorang yang menggunakan kekuatan untuk menyakiti atau mengintimidasi orang-orang yang lebih lemah dari dirinya. Biasanya dengan memaksanya untuk melakukan apa yang diinginkan oleh pelaku.
Bullying merupakan salah satu tindakan tercela yang dapat merugikan korbannya bahkan dapat mempengaruhi kondisi kejiwaannya. Selain itu bullying juga merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.
Kategori Bullying
Berdasarkan website Kementrerian Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, ada enam kategori bullying, yaitu :
Kontak fisik langsung
Tindakan memukul, mendorong, menggigit, mejambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, termasuk memeras dan merusak barang yang dimiliki oleh orang lain
Kontak verbal langsung
Tindakan mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama, sarkasme, mengejek, mencela, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip.
Perilaku non verbal langsung
Tindakan melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menapilkan ekspresi wajah yang merendahkan, mengejek, mengancam. Biasanya disertai dengan bullying fisik atau verbal.
Perilaku non verbal tidak langsung
Tindakan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng.
Cyber bullying
Tindakan menyakiti orang lain dengan saran media elektronik, seeprti rekaman video intimidasi, pencmaran nama baik melalui media sosial.
Pelecehan seksual
Tindakan pelecehan kadang dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal.
Ternyata cukup banyak bukan kategori bullying. Selama ini mungkin hanya diketahui beberapa saja.
Cara Mencegah Bullying Pada Anak
Bullying merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada anak-anak usia sekolah. Kadang mereka tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan termasuk dalam kategori bullying. Permasalahan ini perlu ditanggapi secara serius, karena dapat berdampak bagi kesehahtan mental dan perilaku anak yang menjadi korban bullying maupun anak pelaku bullying.
Umumnya orang tua telah mengajarkan pada anak agar tidak menjadi korban atau target bullying. Namun, sayangnya orang tua tidak mengajarkan bagaimana agar tidak menjadi pelaku bullying. Kedua hal tersebut sangatlah penting, mengajarkan anak tidak menjadi target atau korban bullying dan tidak menjadi pelaku bullying.
Cara mencegah anak menjadi pelaku bullying
Orang tua sebaiknya menginformasikan pada anak bahwa bullying tidak boleh dilakuan dan akan memberikan konsekuensi yang serius, baik di rumah, sekolah, dan masyarakat bila terus menerus dilakukan.
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah anak menjadi pelaku bullying:
Tanggapi bullying dengan serius
Orang tua sebaiknya memastikan bahwa tidak akan memberikan toleransi perilaku bullying dimanapun dilakukan, baik di rumah maupun di sekolah atau dimanapun dilakukan. Selanjutnya mematuhi konsekuensinya dan mematuhinya. Namun, pastikan anak memahami tujuan dari hukuman tersebut.
Ajarkan untuk memperlakukann orang lain dengan sopan dan baik
Orang tua sebaiknya juga mengajarkan anak untuk tidak merendahkan, mengejek orang lain. Selain itu mengajarkan anak tentang perbedaan yang ada, diataranya jenis kelamin, agama, penampilan dan lainnya.
Rasa empati juga perlu diajarkan pada anak terhadap anak yang berbeda kondisinya dengan anak kita, misalnya mengajak anak bermain di sebuah kominitas dengan anak-anak yang mempunyai ciri fisik yang berbeda atau keadaan lain yang berbeda dengan anak kta.
Memperhatikan pergaulan anak di sekolah
Orang tua juga dapat mencari informasi dimana kemungkinan anak dapat menjadi pelaku bullying, diantaranya :
- wali murid lainnya
- guru sekolah
- guru mengaji
- teman sekolahnya
Menjaga komunikasi tetap terbuka dengan anak
Orang tua dapat meluangkan waktu untuk mengobrol dengan anak, banyak hal yang dapat didiskusikan dengan anak, lo. Orang tua yang mejaga komunikasi dengan anak dapat memahami perasaan dan masalah yang dialami anak.
Dorong anak untuk berperilaku baik.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mendorong anak berperilaku baik, diantaranya memberikan kata penyemangat dan pendukung. Dengan begitu anak akan lebih termotivasi untuk berperilaku baik.
Menjadi teladan yang baik
Anak ibarat spons, dia akan menyerap informasi apapun dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu orang tua wajib menjadi teladan yang baik, termasuk cara orang tua mengendalikan amarah, stress dan konflik.
Cara Mencegah Anak menjadi korban bullying
Selain mencegah anak menjadi pelaku bullying, orang tua juga harus menyiapkan anak agar tidak menjadi korban bullying, diantaranya :
Dengarkan kisahnya
Orang tua dapat menyampaikan bahwa anak dapat menceritakan hal apapun. Dengarkan semua ceritanya terlebih dahulu, kemudian memberikan respon sesuai kebutuhan.
Sampaikan terima kasih pada anak karena mau bercerita
Orang tua dapat menyampaikan terima kasih setelah anak menyelesaikan ceritanya dan sudah percaya terhadap orang tua. Hal ini akan membuat anak merasa nyaman dan nyaman dengan adanya orang tua di dekatnya.
Orang tua dapat meyakinkan anak bahwa bullying bukanlah kesalahannya. TIndakan seperti ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri pada anak bahwa orang tua mampu mencegah anak menjadi korban bullying.
Tidak tersulut emosi
Suatu hal yang wajar jika orang tua tidak terima anaknya mengalami bullying. Namun, jangan sampai tersulut emosi. Sebaiknya orang tua juga tidak langsung meminta anak untuk membalas perlakuan tersebut.
Secara tidak langsung anak menjadi tidak ada bedanya dengan pelaku bullying. Namun, jangan meminta anak untuk mengabaikan perlakuan bullying.
Bangun mental anak
Ajarkan anak untuk melawan jika dibully. Melawan dan membalas adalah dua hal yang berbeda. Hal ini adalah kunci untuk mencegahh anak mejadi korban bullying, sekaligus dapat membangun karakter anak menjadi lebih kuat.
Komunikasi dengan pihak sekolah
Jika bullying terjadi di sekolah, orang tua dapat mengomunikasikannya dengan pihak sekolah, sehingga pihak sekolah dapat memberikan solusi dan melakukan usaha pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang.
Memantau secara berkala
Orang tua juga dapat memantau secara berkala apakah anak menjadi korban bullying lagi. Selain itu juga memberikan semangat pada anak agar melawan saat dibully kembali.
Penutup
Dengan melakukan beberapa tips di atas, orang tua dapat mencegah bullying pada anak, baik menjadi pelaku bullying menjadi korban bullying. Apakah Sobat Dy pernaha mengalami bullying? yuk ceritakan di kolom komentar.
Referensi
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6284761/pengertian-bullying-adalah-jenis-penyebab-dan-cara-mengatasinya
https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/32/952/januari-ratas-bullying-kpp-pa
https://www.ibupedia.com/artikel/keluarga/mencegah-anak-jadi-korban-bullying-waspadai-dan-kenali-tanda-tandanya
Bullying itu tanda ada pendidikan di rumah dan sekolah yang belum selesai, terutama tentang bagaimana seorang anak bersikap kepada kawan kawan dan orang di sekitarnya.. seandainya tiap sekolah ada kuliah atau panduan bagi ortu, mungkin bisa lebih baik.. tapi kadang masalahnya lebih luas dari itu, hambatan ekonomi dan kesenjangan sosial misalnya, bisa jadi pemicu juga
BalasHapusMemang sulit untuk tidak tersulut emosi ketika anak kita di-bully. Saya mengalaminya pada anak pertama dan kedua, bertahun-tahun lalu. Kalau saya lihat. mungkin kadar emosi anaknya lebih rendah daripada ibunya :D Tapi itulah ya, kita memang harus bersikap dewasa supaya anak tidak salah kaprah dan meniru sikap kita yang salah dalam bereaksi atas kasus bully.
BalasHapusSuka cemas sama prilaku anak sekarang yg dgn mudah membully anak lainnya, pr banget nih buat para orang tua utk memperhatikan apa saja yg dilakukan anak di sekolahnya
BalasHapusKorban bullying menjadi pelaku memang bisa terjadi. Apabila terjadi di masa lalu dan inner-nya tidak dibereskan, antara ia kembali jadi korban karena ga berani speak up atau ia jadi pelaku karena gak mau direndahkan.
BalasHapusPaling susah itu menurut saya adalah mengatur emosi ketika anak sendiri mengalami bullying. Kaya pengen rasanya bertemu si anak yang jadi pelaku bully dan ya begitulah..
BalasHapusPadahal kalau dipikir pakai akal sehat, pastinya akan ada solusi permasalahan yang lebih baik lagi
Saya korban bullying, Mbak. Selama hampir 6 tahun dikucilkan. Sekarang anak saya sudah sekolah. Semoga saya bisa membimbing dan membersamainya dengan baik.
BalasHapusBullying atau tindakan merisak memang sangat merusak.
BalasHapusKarena hal ini seperti menular dan korban akan mencari pelampiasan orang lain lagi yang dia anggap lebih lemah dari dirinya dan melampiaskan amarah dan dendamnya.
Membantu anak untuk percaya diri dan mampu melindungi diri dari timdalan bullying sangat penting. Karena orangtua tidak selamanya bisa membersamai anak setiap waktu.