Keragaman budaya nusantara tersebut sebagian terangkum dalam kumpulan 28 cerita pendek yang dituliskan oleh 27 orang pasukan Elang Biru bersama dua mentor, yaitu Kirana Kejora dan Riawani Elyta.
28 prosa budaya tersebut tersusun cantik dalam buku Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa. Cerita yang mengangkat berbagai macam kisah kehidupan dengan latar belakang keragaman budaya yang ada di nusantara.
Terbang Bersama Elang Nuswantara
Salah satu kelas yang diadakan komunitas penulis perempuan Ibu-Ibu Doyan Nulis dalam program IIDN Writing Academy di awal tahun 2022 adalah kelas menulis cerita pendek. Program ini merupakan bukti keseriusan dalam menjalankan visinya, yaitu sebagai sarana pengembangan diri bagi perempuan Indonesia di bidang kepenulisan.
Komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN) merupakan komunitas perempuan penulis dengan berbagai macam genre dan berbagai profesi kepenulisan. Saya merasa beruntung menjadi bagian dari IIDN. Banyak sudah pengalaman belajar yang saya peroleh, sehingga saya menjadi seperti saat ini dan proses bertumbuh itu masih berlanjut.
Selain Writing Academy, masih banyak program IIDN lainnya, diantaranya adalah sharing kepenulisan dan kerjasama dengan berbagai lembaga, seperti kementerian, brand komersial, lembaga non profit dalam bentuk penulisan buku, acara untuk blogger dan lainnya.
Komunitas yang mempunyai tagline aktif, kreatif, produktif tidak hanya mengajak perempuan Indonesia untuk menulis. Namun, juga mampu menyampaikan pesan penting dalam setiap karya tulisnya. Termasuk pesan dari leluhur yang tersirat dalam prosa budaya di buku Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa.
Pasukan Elang Biru yang beranggotakan perempuan dari Ibu-Ibu Doyan Nulis, selanjutnya bergabung dengan dua Elang lainnya yaitu Elang Merah dan Elang Putih. Ketiga Elang tersebut tergabung dalam Elang Nuswantara.
Elang Nuswantara merupakan komunitas penulis pecinta budaya dan alam Indonesia. Anggotanya terdiri dari pejuang literasi Nuswantara dari seluruh Indonesia. Hal yang menyatukan anggotanya adalah semangat untuk nguri-nguri budaya dan mencintai Nuswantara, menyampaikan pesan leluhur dengan cara kekinian.
Tagline Elang Nuswantara adalah Menerbangkan karya, membuanakan jiwa dengan berkekasih semesta tanpa ketaksaan.
Tanggal 21 Agustus 2022 merupakan hari bersejarah bagi IIDN dengan diluncurkannya buku Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa. Acara peluncuran tersebut berlangsung di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta.
Pada acara tersebut tidak hanya meluncurkan satu buku, tetapi tiga buku sekaligus. Semua buku tersebut merupakan hasil karya Elang Nuswantara yang bekerja sama dengan IIDN yang tergabung dalam Elang Biru, Miyaz Script-Agency-Dandelion Publisher yang tergabung dalam Elang Merah, dan Karya Murni Publisher yang tergabung dalam Elang Putih.
Tiga buku tersebut adalah Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa karya pasukan Elang Biru, Sang Mistikus Kasih karya pasukan Elang Merah, dan Pesan Yang Belum Sampai karya pasukan Elang Putih.
Webinar Bersama Ibu-Ibu Doyan Nulis dan Elang Nuswantara
Tidak cukup sampai di situ, IIDN juga mengadakan acara yang tidak kalah menariknya yaitu Menerbangkan Adikarya Nuswantara dalam Bingkai Cerita Yang Tak Biasa pada tanggal 7 Oktober 2022. Sebuah acara yang digelar melalui zoom meeting dihadiri lebih dari seratus orang peserta.
Acara tersebut menghadirkan Widyanti Yuliandari, seorang Narablog, Mentor Menulis, sekaligus Ketua Umum IIDN. Beliau membawakan topik Fiksi vs Non Fiksi. Selain itu ada Kirana Kejora, seorang writepreneur dan pendiri Elang Nuswantara. Beliau mengulik kisi-kisi menerbangkan adikarya nuswantara dalam bingkai cerita yang tak biasa.
Selain itu peserta yang hadir juga mendapatkan sertifikat, doorprize dan diskon khusus untuk pembelian buku antologi cerpen budaya filmis nuswantara Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa, Cerita bukan hanya sekedar, namun harus berujar memiliki pijar.
Doorprize diberikan kepada penanya yang pertama yang berani bertanya langsung dan peserta yang menjawab pertanyaan narasumber. Selain itu juga ada chalange instagram bagi peserta yang menceritakan keseruan selama mengikuti acara. Seru dan menarik bukan acaranya. Selain bertabur hadiah juga bertabur materi berbobot, sehingga acara yang berlangsung selama dua jam terasa kurang.
Satu hal yang membuat saya sangat terkesan dengan acara ini adalah book trailer dan monolog yang dibagikan saat webinar. Langsung deh saya jatuh hati dan berniat membeli buku ini selain penasaran dengan prosa budaya yang dituliskan, saya juga ingin mengetahui ragam budaya yang ada di Indonesia.
Keragaman Budaya Nusantara Dalam Buku Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa
Buku Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa, merupakan cara untuk mensyukuri, menjaga serta turut merayakan warisan budaya luhur nusantara melalui tulisan yang dikemas dalam roman indah dan mudah dinikmati alur ceritanya.
Selain 27 penulis yang tergabung dalam Elang Biru, juga terdapat prosa budaya karya Kirana Kejora dan Hedi Rahadian yang berjudul Totopong Hanjuang. Sebuah kisah perjalanan seorang pemuda yang membuka tabir makna yang tersimpan dalam setiap petuah dan barang peninggalan kakeknya.
Ada juga prosa budaya yang ditulis Widyanti atau yang akrab dipanggil Bu Ketu atau mbak Wid yang berjudul Taneyan Lanjang Menuju Wageningen. Sebuah kisah perjalanan perempuan tangguh yang teguh menjaga kehormatan keluarga dan warisan budaya Masjid Konah.
Rahmi C. Manggi seorang dokter gigi, menuliskan sebuah prosa berjudul Mappasikarawa Ati. Mapasikarawa mempunyai arti sentuhan pertama, puncak dari serangkaian proses pernikahan adat bugis. Ada kutipan menarik dalam ceritanya, yaitu "Kalaupun takdir membawaku menikah dengannya, aku tidak mau ada ketidakjujuran di dalamnya" - Rahmi C. Manggi.
Liza Kusuma Dewi, seorang guru, menuliskan sebuah kisah dengan judul Kidung Asmoro. Sebuah kisah yang menampilkan salah satu tradisi selamatan bagi masyarakat Jawa, Tingkeban yang bermakna bahwa pendidikan untuk anak itu sudah ditanamkan sejak dalam kandungan.
Agustina Purwantini menuliskan prosa yang berjudul Lagi-Lagi Kesrimpet Bibit. Sebuah kisah dalam tentang filosofi Jawa tentang kriteria mencari jodoh atau pasangan hidup.
Bibit mencerminkan garis keturunan. Bebet mencerminkan status sosial dan ekonomi. Bobot mewakili kepribadian dan pendidikan. Ketiga kriteria tersebut digunakan orang tua masyarakat Jawa untuk menyeleksi calon jodoh sang anak.
Ada pula filosofi tembang Macapatt Sinom dan Kinanthi dalam kehidupan. Tentunya semua cerita di atas tidak serta merta disampaikan apa adanya. Namun disampaikan dengan cara yang cantik seolah-olah tulisan itu berbicara. Huruf-huruf itu menjadi gambar yang hidup.
Bagaimana cara penulis mengangkatnya menjadi sebuah prosa yang menarik untuk dibaca tentunya dapat disimak langsung dalam bukunya.
Fiksi vs Non Fiksi
Widyanti Yuliandari adalah seorang blogger. Apakah bisa beliau menulis sebuah prosa budaya yang merupakan sebuah cerita fiksi? Apakah pertanyaan tersebut sempat terlontar di benak teman-teman?
Beliau memang lebih dikenal sebagai penulis non fiksi. Mungkin tidak banyak diketahui publik bahwa mbak Wid juga mempunyai karya antologi berupa cerita anak, bersama KPK, lo. Dua genre tulisan berbeda yang dilakukan beliau.
Mitos menulis fiksi
Mbak Wid mengajak peserta untuk membongkar mitos menulis fiksi, diantaranya harus pintar mengkhayal, justru harus melakukan riset yang kuat dari berbagai sumber agar cerita yang ditulis dapat diterima pembaca.
Karya fiksi hanya dapat ditulis oleh orang yang berbakat. Mbak Wid bukanlah penulis fiksi, tetapi beliau berhasil menyelesaikan karya dalam buku Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa. Walaupun menurut beliau karya tersebut jauh dari sempurna.
Karya fiksi merupakan jenis tulisan yang gampang dibuat. Hal ini juga kurang tepat karena banyak hal yang harus diperhitungkan sebagaimana tulisan fiksi.
Tips menulis fiksi untuk pemula
Batas fiksi dan nonfiksi hanyalah nyata atau tidak nyata, sehingga siapapun bisa menulis fiksi. Berikut tips menulis cerita fiksi untuk pemula yang dibagikan oleh Mbak Wid :
- Banyak membaca karya fiksi dari berbagai penulis yang baik. Sebetulnya hal ini juga berlaku untuk karya non fiksi.
- Lepaskan ekspektasi.
- Gunakan settinng yang mudah dibayangkan, agar dapat dengan mudah menuliskannya
- Gunakan bantuan video, foto, rekaman suara dan sebagainya.
Menerbangkan Adikarya Nuswantara dalam Bingkai Cerita yang Tak Biasa
Sesi kedua saat webinar diampu oleh Kirana Kejora yang akrab dipanggil Buk'e. Beliau bangga dan bahagia dengan hadirnya buku ini. Sebuah karya yang mengangkat kearifan lokal dan menambah deretan pencapaian Elang Nuswantara yang pernah menjalin kerjasama dengan pihak-pihak dari luar IIDN.
Mungkin bagi sebagian orang, tema budaya adalah tema yang tidak seksi atau tidak menarik. Namun, anggapan itu dapat ditepis oleh Buk'e. Tema budaya itu seksi. Tema budaya membawa pesan moral bagi kita dan dapat disampaikan dengan cara yang unik dan tidak membosankan.
Beliau menyadarkan saya bahwa siapa lagi yang akan mengangkat cerita tentang budaya di sekitar kita jika bukan kita.
Buk'e sama seperti mbak Wid seorang sarjana teknik yang kuat logikanya. Namun, beliau mampu menciptakan sebuah karya fiksi yang apik. Beliau menguatkan pendapat mbak Wid, bahwa beda fiksi dan non fiksi hanya di nyata atau tidak nyata, entah berapa persen unsur tidak nyatanya tetaplah itu fiksi.
Semua orang bisa menulis, dengan latar belakang pendidikan apapun. Asalkan mau belajar atau tidak. Sebuah karya fiksi sebaiknya mengandung unsur posible, suspend (menggetarkan), surprise, romance.
Penutup
Menarik! Banyak nilai budaya yang tergerus zaman dapat diingatkan kembali oleh penulis yang disampaikan dalam kemasan cerita yang apik, sehingga terasa hangat dan sayang untuk dilewatkan.
Saya sudah melakukan pemesanan buku Beri Aku Cerita Yang Tak Biasa melalui form pemesanan panitia. Bagaimana dengan Sobat Dy? Yuk pesan bukunya
Menarik kak.. semoga laris manis bukunya
BalasHapusIIDN memang keren program-progamnya betul² mengembangkan pribadi & skill penulis perempuan. Bravo!
BalasHapusMenarik ya acaranya, membuat cerita berdasarkan budaya. Walau genre "aman" saya di fantasi misteri tapi kok terbersit juga ingin menulis fiksi budaya. Jadi penasaran dan ingin baca bukunya.
BalasHapusAkhirnya nemu artikel yang kayak gini juga, yang sudah saya cari dari lama hehe
BalasHapusMenarik sekali walau baru baca riviewnya, sptnya aslinya lebih bagus ya mbaa...harusnya Indonesia banyak menciptakan buku tentang keragaman budaya supaya generasi penerus ikut bangga (gusti yeni)
BalasHapusAwalnya saya kirain typo saat membaca elang Nuswantara. Ternyata beneran. Suka sekali dnegan tagline-nya.
BalasHapusBanyak banget kosakata baru nan indah, apalagi membaca karya yang tak biasa ini.
Selamaaaat
Keren sekali isi bukunya, salut sekali sama emak2 yang ikut menulis di buku IIDN ini kaya akan kepenulisan ttg prosa, btw yang saya tau mba Riawani Elyta ini selain penulis beliau juga seorang blogger
BalasHapuskeren ini, tulisan tentang ragam budaya Indonesia terangkum dalam satu buku pasti bisa membuat pembaca ingat lagi tentang budaya yg ada di negeri kita ini.
BalasHapusDari tulisan nya saja sudah dapat ditebak..ini pasti cerita yang tak baisa...keren sekali ya penulis2 nya
BalasHapusSetuju banget
BalasHapusAntologi Beri Aku Cerita yang Tak Biasa ini bisa disebut sebagai adikarya
Menghadirkan cerita budaya dalam bentuk prosa yang menarik dinikmati
Monolognya keren.. Suka banget ih. Jadi penasaran.
BalasHapusSaya ikut webinarnya seru banget dapat ilmu banyak, btw perempuan-perempuan yang mengeinspirasi sekali khususnya buats aya penulis pemula, dan berkeinginan seperti mereka menghasilkan sebuah karya
BalasHapusSangat inspiriiiingg mba
BalasHapusSemua kegiatan IIDN itu bikin banggaaaa banget
Superrr love 😍
Semua orang bisa menulis, dengan latar belakang pendidikan apapun. Asalkan mau belajar atau tidak. ...wah makin semangat nulis baca ini! Buku yang keren sekali ini 'Beri aku Cerita yang Tak Biasa"
BalasHapusBukunya dikemas dengan sangat apik dan menarik. Gak banyak penulis yang mengangkat tema budaya. Tapi Elang Nuswantara ini keren bgt. Jadi bikin penasaran pengen baca bukunya
BalasHapusTema budaya yang dijadikan fiksi mesti menarik sekali ya Mbak kisah-kisahnya. Cara belajar dan memahami budaya yang mudah ya lewat film atau buku seperti antologi Beri Aku Cerita yang Tak Biasa ini.
BalasHapusJadi penasaran banget sama para blogger yang juga ambil peran nulis fiksi buku ini. Belajar warisan budaya luhur nusantara sangat menarik sekali, apalagi kalau bisa menceritakannya ke anak2 nanti. Jadi pengen belajar nulis fiksi juga nih.
BalasHapusBanyak nilai budaya yang tergerus zaman dapat diingatkan kembali oleh penulis yang disampaikan dalam kemasan cerita yang apik, sehingga terasa hangat dan sayang untuk dilewatkan. Penasaran banget sama cerita-cerita nya
BalasHapusSelamat atas peluncuran buku bertema unik ini. Orang sering mengkotak-kotakkan tentang dunia menulis padahal menulis itu bisa lintas batas. Semoga bisa jadi tambahan literasi tentang budaya yang bermanfaat. Proficiat IIDN.
BalasHapusKeren memang para penulisnya, ya, mba...semoga dengan semangatnya para wanita mengapresiasi budaya, keelokan ragam adat di Indonesia yg membawa dampak positif bisa terjaga.
BalasHapusKeragamn budaya yang disajikan dlam cerita berbeda di buku ini bisa jadi buat pembacanya melek budaya nih
BalasHapusYakin bahwa sebuah kemampuan, terutama menulis adalah skill yang diasah. Salah satunya dengan menimba ilmu kepada penulis dan kontributor dari Buku Beri Aku Cerita yang Tak Biasa.
BalasHapusSalut juga dengan tagline Elang Nuswantara, yang tetap menjaga indah budaya Indonesia agar tak tergerus zaman.
MasyaAllah ini emang kemarin epic bangett sih acaranyaa, aku nontonin teasernya aja udah bikin penasaran, eh ditambah ikutan webinarnya, makin mupeeeng
BalasHapusKeren banget kak ternyata cerita nya mengangkat berbagai macam kisah kehidupan dengan latar belakang keragaman budaya yang ada di nusantara ini ya
BalasHapusKeren memang IIDN ini ya bisa menyatukan karya dengan latar belakang cerita budaya
BalasHapusMenang banyak ikut seminar ini ilmu kepenulisannya daging banget. Keren pokoknya
BalasHapusJadi penasaran nih dengan fiksi yang ditulis oleh ke28 orang dalam buku ini. Pasti keren yaaa... mengangkat budaya Indonesia sebagai latar belakang kisah fiksinya.
BalasHapusMembaca ini jadi penasaran dengan bukunya
BalasHapusBuku fiksi dengan tema budaya yang dikemas ala anak muda banget
BalasHapusBaca bukunya aja bangga ya mba, apalagi dengan para penulisnya
Buku ini bagus banget, mampu menyadarkan ke pembaca bahwa sepatutnya bangga dengan kekayaan budaya Indonesia
Masya Allah keren sekali mbk. Saya jadi mendapat tips menulis fiksi. Semoga laris manis bukunya.
BalasHapusBuku ini cocok bgt buat nambah pengetahuan soal budaya indonesia, bkin makin cinta sama negeri sendiri
BalasHapusSalut dengan Komunitas Ibu-ibu doyan nulis yang terus memberikan fasilitas kepada para perempuan Indonesia agar terus berdaya dengan setiap tulisan-tulisannya. Apalagi sampai menghasilkan sebuah antologi dengan latar ragam kebudayaan di Indonesia, keren asli
BalasHapusCerita dengan tema budaya menarik banget, jadi tahu keragaman budaya nusantara. Meski idealisme tidak berbanding lurus dengan selera pasar tapi ketika dikemas dengan baik tentu sangat menarik. Dari cuplikan di acara ini saja sudah terlihat bukunya keren dan bermutu.
BalasHapusSaya suka dengan budaya yang dibungkus kisah atau cerita karena seperti mempunyai nyawa dan seolah terjadi nyata keren sih
BalasHapusih seru tampaknya webinar kepenulisan ini, menulis fiksi tak semudah yang dibayangkan. semoga buku2 cerpen budaya ini banyak peminatnya dan bermanfaat untuk pembacanya
BalasHapus