Bulan Juli identik dengan mulainya tahun ajaran baru. Ada yang baru memulai sekolah, ada yang naik tingkat, ada juga yang naik kelas. Bagi anak yang baru memulai sekolah dasar, hal ini adalah pengalaman baru bagi mereka. Sobat Dy, adakah yang tahu kapan usia tepat anak masuk sekolah dasar?
Kesiapan Anak Sekolah
Sebelum mencari tahu kapan usia yang tepat anak masuk sekolah. Yuk, kita cari tahu dulu tentang kesiapan anak untuk belajar di sekolah. Kesiapan anak untuk belajar adalah keadaan anak yang merasa siap baik fisik maupun mental serta kemampuan lainnya yang dibutuhkan anak saat mengikuti proses kegiatan belajar dan menerima tugas atau pekerjaan dari gurunya dengan baik.
Selain itu kesiapan belajar anak masuk sekolah dasar dapat dilihat dari cara anak merasa menikmati belajar, minat belajar, motivasi belajar, adaptasi dengan lingkungan kelas atau sekolah, siap menerima tugas dari guru, dan dapat berkomunikasi dengan guru, dan teman-temannya sekelas.
Ciri-ciri Anak Yang Siap atau Belum Siap Sekolah
Anak yang telah siap sekolah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- percaya diri
- senang berada di sekolah selama beberapa jam tanpa pendamping
- memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
- mempunyai keinginan untuk belajar
- memiliki ketrampilan sosial yang baik
Sedangkan anak yang belum siap sekolah memiliki ciri sebagai berikut :
- menunjukkan perilaku bermasalah di kelas
- kurang memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan teman maupun guru
- kesulitan komunikasi untuk menyatakan perasaan dan keinginan
- cenderung melakukan perilaku negatif, seperti agresi fisik, bullying ataupun mengganggu kegiatan temannya (Doherty, 1997)
Anak yang sudah siap belajar di sekolah akan memiliki rasa percaya diri dan motivasi belajar yang tinggi. Anak dapat memiliki motivasi belajar karena memiliki pengetahuan, pengalaman,dan kesadaran bahwa belajar itu penting. Selain itu anak akan memiliki kesempatan besar meraih prestasi belajar.
Indikator Kematangan Bersekolah
Sobat Dy dapat menggunakan indikator kematangan bersekolah berikut untuk memperhatikan apakah anak sudah siap bersekolah atau belum. Indikator ini meliputi aspek fisik, aspek bahasa, aspek kognitif, aspek sosial emosional, aspek kemandirian.
Aspek fisik
Aspek fisik meliputi dua hal yaitu motorik kasar dan motorik halus. Kegiatan yang termasuk motorik kasar, seperti duduk tegap, berjalan lurus dan variasi, berlari, melompat, melempar, memanjat, naik turun tangga, mengombinasi gerakan seperti melompat, jongkok, tegap dan berguling.
Sedangkan untuk motorik halus, seperti memegang pensil dengan baik, menggambar lebih rapi, bisa makan sendiri, menulis angka, mewarnai, menggunting, menyusun lego.
Anak yang siap sekolah telah tuntas aspek fisiknya sehingga anak dapat belajar dengan baik di sekolah.
Aspek bahasa
Indikator aspek bahasa yang menandakan anak telah siap sekolah, sebagai berikut :
- memperkenalkan diri, nama, alamat, dan keluarga dengan jelas
- bercerita mengenai keadaan di rumah, sekolah, permainan dan lain-lain
- menjawab pertanyaan
- menyanyikan lagu
- menyebutkan seluruh anggota badan
- menirukan huruf, suku kata, dan kata
Aspek kognitif
Kognitif erat hubungannya dengan tingkat kecerdasan. Indikator aspek kognitif yang menunjukkan anak telah siap sekolah sebagai berikut :
- Anak dapat menerangkan mengenai sesuatu hal, misalnya kegunaan suatu benda
- Anak telah mengenal warna
- Anak mengetahui angka atau bilangan
- Anak dapat membedakan bentuk
- Anak dapat mengelompokkan benda atau sesuatu
- Anak memahami konsep penjumlahan dan pengurangan
- Anak dapat membaca tanda-tanda umum seperti di jalan
- Anak dapat berpikir lebih fleksibel dan sebab akibat
- Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan berusaha mencari tahu jawabannya
Aspek sosial-emosional
Perkembangan sosial emosional anak adalah perkembangan seorang anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya serta proses perkembangan jiwa anak dalam memberikan respon terhadap sekitarnya.
Aspek sosial-emosional yang menandakan anak siap untuk sekolah :
- Anak bisa bermain secara interaktif dnegan temannya
- Anak berperilaku sesuai dengan norma yang ada di lingkungannya
- Anak menghargai adanya perbedaan maupun pendapat orang lain
- Anak tidak lagi bergantung pada orang tua
- Anak dapat menolong orang lain atau temannya
- Anak menunujukkan rasa etia kawan
- Anak bisa beradaptasi di lingkungan baru
- Anak dapat mengerti jika mendapat informasi hal baru
- Anka dapat berkonsentrasi dalam kurun waktu 15-20 menit
- Anak dapat menunggu atau menahan keinginannya
- Anak dapat patuh pada aturan dan tuntutan lingkungan
Aspek kemandirian
Kemandirian adalah kemampuan anak untuk melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang tua. Aspek kemandirian yang diperlukan sebagai berikut :
- Anak dapat makan sendiri
- Anak dapat memakain baju sendiri
- Anak dapat melakukan kegiatan yang terkait toilet sendiri
- Anak dapat menyikat gigi sendiri
- Anak mulai dapat teratur pada rutinitas, seperti bangun tidur
Kapan Usia Tepat Anak Masuk Sekolah Dasar?
Jika mengacu pada indikator aspek yang menunjukkan kesiapan anak untuk masuk sekolah dasar, maka umumnya anak berusia 6,5 tahun, karena pada usia tersebut anak dikategorikan sudah matang.
Jika anak terllau cepat masuk sekolah dasar dan belum matang dikhawatirkan anak akan mengalami BLAST atau boring, lazy, angry, stress and tired. Jika diterjemahkan bebas anak akan mengalami kebosanan, malas, marah, tertekan dan kelelahan. Namun, tidak semua anak akan mengalami hal tersebut.
Penutup
Sebelum memasukkan anak sekolah, sebaikanya Sobat Dy cek dulu apakah anak telah siap untuk sekolah atau tidak. Sehinggan Sobat Dy dapat mengetahui kapan usia tepat anak masuk sekolah dasar. Indikator di atas dapat digunakan untuk panduannya. Selamat menemani ananda.
Referensi
Kuliah WhatsApp tentang Pentingnya Kesiapan Masuk Sekolah Untuk Prestasi Anak di Usia SD oleh Rashida Anggun Intas, S. Psi., M. Psi., Psikolog, Februari 2021
Terima kasih ilmunya. Biasanya berpatokan pada umur 6-7 tahun boleh masuk SD. Ternyata harus mempertimbangkan aspek lain juga. Jadi ingat ada kelas akselerasi tentunya usia tidak lagi menjadi patokan
BalasHapusKasus anak alami BLAST akan memengaruhi suasana belajar bahkan mengganggu temannya.
BalasHapusDi sekolah Palung ada kasus itu. Mamanya ngotot masukkan anak padahal belum cukup umur dan belum punya kemampuan untuk masuk MI. Mestinya lanjut TK tapi tidak mau dengerin alasan jauh.
Jadilah selama 6 tahun hanya bikin ulah terus dan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi teman sampai gurunya.
Soalnya anak itu tidak siap benar sehingga menghabiskan tahun sekolahnya sebagai pengganggu yang tidak belajar dengan benar.
Syukurlah guru tetap sabar sampai lulus.
Intinya memang betul, wajib bagi orang tua untuk memastikan apakah anak siapa atau belum
masuk sekolah dasar.
Jadi patokannya di kesiapan anak, ya. Si sulung masuk TK B di usia 6 tahun kurang 2 bulan. Dia antusias tiap pergi ke sekolah. Saya hanya antar jemput karena kebijakan sekolahnya memang tidak memperbolehkan siswa ditunggui orang tua. Semoga tahun depan pas masuk SD diberi kelancaran juga. Aamiin.
BalasHapusSerem banget Boring, lonely, angry, sterss and tired.
BalasHapusDan itu adalah yang saya alami saat saya bersekolah kak.
Ibu memasukkan saya di usia 3tahunan di tahun 80-an. Cukup dini dibandingkan anak-anak seusia saya di masa itu.
Saya sejujurnya mengalami kebosanan di usia 9an hingga sekolah lanjutan
Betul sekali kalau mau nekat masukin anak blm cukup umur cari sekolahan yg tidak fokus akademik.
BalasHapusSi Kaka udah pas 6 tahun di Agustus kemarin. Sekarang sudah di TK B. Semoga bisa masuk sekolah dengan mudah, dan tentunya semua aspeknya bisa berkembang dengan baik
BalasHapusSi Kaka udah pas 6 tahun di Agustus kemarin. Sekarang sudah di TK B. Semoga bisa masuk sekolah dengan mudah, dan tentunya semua aspeknya bisa berkembang dengan baik
BalasHapusInformasi yang bagus nih Bun..
BalasHapussebagian besar orang tua, mohon maaf nih rada buka kartu di kampung saya, ingin cepat-cepat memasukan anaknnya ke SD karena di rumah tidak ada kawannya. Padahal jika dilihat dari aspek kognitif dan sosialnya si anak masih kurang.
Yang jadi korban, ya biasanya tetangga mereka yang merupakan guru dari SD tertentu.. ya nambah bangku gitu istilahnya, untuk anak mereka yang belum nyampe umurnya.. semoga praktik seperti ini sudah tidak ada ya..
Seringkali ortu tergesa memasukkan anak ke sekolah hanya karena agar anak tidak di rumah sendirian alias tidak ada yang jaga. Juga karena ekspektasi tinggi anak cepat belajar dan pintar. Padahal usia tertentu anak memang secara psikologis haruanya hanya bermain, belum sekolah.
BalasHapusSecara teori ini komplit sekali bun, tapi kupikir masing-masing anak punya kecerdasan emosional yang berbeda. Untuk tujuan penelitian teori ini bisa saja digunakan tp dalam prakteknya yg terpenting adalah memahami kecerdasan anak kita masing-masing. Salam literasi bun 😊
BalasHapusOh baru tahu bahwa anak siap masuk sekolah di usia 6,5 tahun karena dulu saya sekolah kalau tidak salah 6 tahun kurang ... bahkan teman saya ada yang lebih muda lagi. Tapi mungkin sudah matang ya dari segi fisik dan psikisnya.
BalasHapusMemang lebih baik memasukkan anak cukup umur untuk masuk ke sekolah dasar, sering saya lihat karena keegoisan orang tua anak cepat2 disekolahkan di umur 4-5 tahun, alhasil anak stres gak mau sekolah lagi
BalasHapus