Ayam berkokok bersahutan, menandakan hari telah pagi. Sinar mentari perlahan naik, menghangatkan bumi.
Namun Arman belum terbangun juga. Selimut yang dipakainya semalam justru ditarik menutupi wajahnya. Seolah dia enggan bangun.
Tidak seperti biasanya, pikir Ibu. Ayah yang mau berangkat ke pasar untuk berdagang juga mencari sosok Arman.
"Sepertinya dia kecapekan, Yah," ujar Ibu.
"Katanya kemarin dia membantu Kakek Baroto membuat kandang ayam," lanjut Ibu.
"Kandang ayam?" tanya Ayah mengernyitkan dahi.
"Iya, Arman cerita ke Ibu sewaktu pulang sore kemarin," ujar Ibu berusaha menjelaskan ke Ayah.
"Ini Kakek Baroto yang tinggal di dekat danau kah?" tanya Ayah kembali.
"Iya Yah," jawab Ibu meyakinkan Ayah.
Kakek Baroto tinggal bersama istrinya di sebuah rumah di tepi danau. Kebun yang terletak di bagian belakang rumah cukup luas.
Kakek Baroto memelihara beberapa hewan di kebunnya. Ada ayam, kambing, sapi, dan burung.
Arman dan teman-temannya membantu Kakek Baroto membuat kandang ayam, karena kandangnya rusak. Sedangkan temannya yang perempuan juga membantu Nenek Baroto memasak.
Begitulah kurang lebih keadaan rumah kakek dan nenek Baroto yang ramai oleh anak-anak setiap harinya. Mereka hanya tinggal berdua. Kehadiran anak-anak lah yang menghibur mereka.
"Arman, bangun, sudah pagi," ujar Ayah sambil mengetuk pintu kamarnya.
Arman yang merasa terganggu segera bangun. Dia menjawab panggilan ayahnya dengan malas. Dengan langkah gontai dia berjalan menuju kamar mandi.
"Nah gitu dong jagoan Ayah, kalau sudah mandi badan akan terasa lebih segar," celetuk Ayah saat Arman telah selesai mandi.
"Iya, Yah," jawab Arman.
"Aku capek sekali, Yah. Kemarin seru dan menegangkan, lo Yah. Saat mencari kayu untuk membuat kandang bersama teman-teman, Aku bertemu dengan pengembala kambing. Kasihan, lo Yah, pengembala itu kehilangan kambingnya yang dijaganya," cerita Arman.
"Sama siapa aja itu perginya? tanya Ayah memotong cerita Arman.
"Ya, kami berempat dong, eh berlima termasuk Kakek," sahut Arman.
"Terus?" tanya Ayah penasaran.
"Kami berlima membantu pengembala kambing tersebut. Dia tidak berani pulang, kalau kambingnya tidak ketemu. Pemilik kambing akan marah padanya," cerita Arman semangat.
"Terus Kakek pulang mengambil serulingnya dan meminta kami untuk mencari kambing di sekitar padang rumput itu, tetapi tidak boleh masuk ke hutan. Tak lama Kakek datang membawa serulingnya. Kakek memainkan serulingnya sambil menyusuri padang rumput. Kami dan pengembala mengikuti di belakangnya," tutur Arman.
Kemudian Arman berjalan mendekati Ayah. "Tahu enggak, Yah? Seruling Kakek ajaib, lo. Kambing itu ternyata dicuri, tetapi karena kambing itu mendengar suara seruling Kakek, dia berontak saat dibawa pencuri," lanjut Arman.
"Kambingnya bisa melarikan diri?" tanya Ibu yang juga penasaran mendengar cerita Arman.
"Saat pencuri melihat kami, dia lari meninggalkan kambingnya. Kambingnya lari menuju pengembala. Untung belum jauh, Bu pencuri itu membawa kambingnya," jawab Arman.
"Syukurlah, pengembala itu menemukan kambingnya," sahut Ibu.
"Hari ini, kami akan melanjutkan membuat kandang ayam. Nenek berjanji membuat kue juga," lanjut Arman.
"Wah, seru dong. Kue buatan Nenek enak, lo," tutur Ibu.
"Iya, Ayah dulu sering diberi kue juga oleh Nenek. Biasanya hari Rabu seperti ini, Nenek membagikan kue untuk anak-anak di panti asuhan," ujar Ayah.
"Selamat bersenang-senang ya. Salam untuk Kakek dan Nenek. Ayah berangkat ke pasar dulu," pamit Ayah.
"Hati-hati, Yah" ujar Ibu.
Bagaimana nasib kandang ayamnya? Apakah Arman jadi menikmati kue buatan Nenek? Apakah Arman dan teman-temannya berhasil membantu Kakek dan Nenek Baroto hari ini? Bagaimana kisah selanjutnya?
Ajaib banget seruling kakek. Makin penasaran deh sama cerita selanjutnya.
BalasHapusWahhh aku juga mau donk kue buatan nenek.. 😍
BalasHapuspasti nti dapat hadiah kue buatan nenek nih, karena udah bantu kakek. Penasaran nih lanjutannya.
BalasHapus"Arman ... Wulan boleh ikut kerumah kakek dan nenek Baroto gak?" tanya Mamanya Wulan.
BalasHapusTokoh Wulan menyusup dalam cerita, hehehe :d
Ceritanya menarik, aku jadi penasaran lanjutannya
BalasHapusBagus kak ceritanya, bisa buat orang penasaran ya...
BalasHapusSeruuu...mau donk serulingnya. Bisa memanggil kucing saya yang tidak kembali gak yaa...kucing saya hilang
BalasHapusCeritanya keren kak. Ditunggu kelanjutannya.
BalasHapusserulingnya mau dong buat aku
BalasHapussuasana pedesaan yang di gambarkan sangat mendamaikan ya
BalasHapussuasana pedesaan yang di gambarkan sangat mendamaikan, ini impian hari tuaku, tinggal di desa penuh kedamaian, punya kolam ikan, perkebunan dan tempat ternak yang terawat serta rapi dan bersih
BalasHapusKeren pengambaran desanya dsn ceritanya
BalasHapus