Selayang Pandang Ada Rindu Di Tumpukan Botol Bekas
Saat membuka rubrik Lakon di situs ngodop.com, saya menelusuri satu persatu judul yang ada di sana. Ada sebuah judul yang menarik bagi saya, Ada Rindu di Tumpukan Botol Bekas. Sebetulnya saya penasaran siapa yang dirindukan dalam cerita ini dan betulkah ada sebuah rindu di tumpukan botol bekas.
Penulis mengangkat sebuah cerita tentang kerinduan seorang wanita yang bekerja di sebuah Rumah Sakit di Taipe, Taiwan terhadap neneknya yang sudah meninggal. Bibi Ayi adalah seorang wanita paruh baya yang mengumpulkan botol bekas. Keterbatasannya tidak mengahalanginya untuk bekerja. Sosok Bibi Ayi mengingatkan tokoh Aku pada neneknya yang telah bersusah payah membesarkannya. Namun, sayang di masa tuanya tokoh Aku justru meninggalkannya untuk bekerja di Taiwan.
Neneknya meninggal saat tokoh Aku baru bekerja satu tahun di Taiwan. Dia tidak dapat pulang hingga masa kontraknya selesai, karena biaya perjalanan cukup tinggi. Tokoh Aku sangat menyesal karena tidak dapat merawat neneknya yang telah renta dan tidak dapat mendampinginya saat ajal menjemput sang nenek.
Sosok Bibi Ayi mengobati kerinduannya pada neneknya yang telah berpulang. Namun, sayang Bibi Ayi yang tinggal sendiri itupun akan dijemput anaknya untuk tinggal bersamanya di kota yang berbeda, yaitu Taichung.
Bibi Ayi mengingatkan bahwa kematian itu pasti datang. Tidak ada yang salah dengan kematian dan ketidakberdayaan tokoh Aku yang tidak dapat menemani neneknya di hari terakhirnya.
Kerinduan itupun bertambah dengan kepindahan Bibi Ayi, tetapi tokoh Aku tidak dapat menghalanginya. Dia hanya berharap bibi Ayi selalu sehat, panjang umur dan bahagia bisa berkumpul dengan anak cucunya. Walaupun tidak ada hubungan darah antara Bibi Ayi dan tokoh Aku, rindu itu akan selalu ada saat tokoh Aku menatap tumpukan botol bekas.
Alasan Mengulas Cerpen
Mengapa saya memilih cerita pendek ini diantara sekian banyak cerita di website www. ngodop.com? Jujur saya tidak membaca ceritanya terlebih dahulu saat memilih cerita untuk diulas. Saya hanya memilih berdasarkan judul cerita saja.
Saya tertarik dengan judulnya yaitu Ada Rindu Di Tumpukan Botol Bekas. Ternyata rindu itu ada, yaitu rindu untuk nenek yang sudah meninggal dan rindu terhadap sosok lain yang mengingatkan tokoh Aku pada neneknya.
Konflik yang diangkat adalah penyesalan tokoh Aku yang tidak dapat merawat neneknya di masa tua dan tidak dapat mendampinginya saat ajal menjemput neneknya. Padahal neneknyalah yang telah membesarkannya.
Kadang tidak mudah menerima takdir, tetapi bagi saya pribadi tidak perlu menyalahkan siapa-siapa. Tuhan tahu yang terbaik untuk hambaNya. Apapun yang terjadi pasti seizinNya, daun yang jatuh pun sudah melalui izinNya.
Tidak mudah menjalaninya, tidak semudah teorinya. Namun, hidup terus berjalan. Akankah kita menyalahkan diri sendiri atau keadaan seumur hidup? Menurut saya tidak. Hidup itu pilihan, dan saya memilih untuk menerima ketetapan Tuhan dan menjalani yang terbaik yang saya bisa. Waktu yang akan menyembuhkan perlahan.
Unsur Instrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur penting yang membangun sebuah cerita pendek. Komponen penyusunnya terdiri dari tema, tokoh dan penokohan, alur atau plot, latar, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat.
Tema
Tema merupakan ide dasar cerita yang melatarbelakangi keseluruhan isi cerita pendek. Tema cerita pendek ini adalah kerinduan seorang cucu terhadap neneknya yang yelah meninggal.
Tokoh dan penokohan
Tokoh adalah seseorang yang berperan dalam cerita yaitu tokoh Aku dan Zhu Ayi atau Bibi Ayi. Penokohan tokoh dalam cerita pendek ini terdiri dari karakter protagonis atau tokoh utama yaitu tokoh Aku. Sedangkan tokoh antagonis atau lawan protagonis Zhu Ayi.
Alur (plot)
Alur adalah pola pengembangan atau rangkaian peristiwa yang terjadi dalam cerita. Alur yang digunakan adalah alur campuran, yaitu alur maju dan mundur. Alur maju digunakan saat tokoh Aku berada di Taiwan sedangkan alur mundur menceritakan tokoh Aku yang dibesarkan neneknya.
Latar
Latar atau setting dalam cerita pendek ini meliputi waktu dan tempat. Waktu tidak tergambar dengan jelas, tetapi sepertinya waktu yang digunakan sebagai setting masih dalam kisaran waktu beberapa tahun terakhir saat cerita pendek ini disusun, sekitar tahun 2021. Sedangkan tempat yang digunakan sebagai setting adalah di Taipe, Taiwan.
Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan perasaan atau pikiran. Gaya bahasa disebut juga majas litotes, yaitu gaya bahasa litotes. Gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu yang berlawanan dari kenyataan dengan cara mengecilkan dan mengurangi yang bertujuan untuk merendahkan diri. Gaya bahasa ini terletak pada beberapa kalimat, diantaranya kalimat "Ingin sekali pulang, tapi beban keluarga telah bertengger di bahu ringkihku." dan pada kalimat "Rasa bersalah pada nenek seringkali membuat diriku seakan tak berguna sebagai cucu kesayangannya."
Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan penulis adalah sudut pandang orang pertama. Dimana tokoh Aku adalah seseorang yang bekerja di salah satu rumah sakit di Taipe, Taiwan.
Amanat
Amanat adalah sebuah pesan yang ingin disampaikan penulis pada pembacanya. Amanat yang saya tangkap dari cerita pendek ini adalah kematian pasti datang.
Tidak ada yang salah dengan datangnya kematian. Begitu pula tidak ada yang salah tentang ketidakberdayaan kita menghadapi kematian orang terkasih.
Satu hal lagi yang penting adalah untuk peduli tidak perlu status dan hubungan darah.
Unsur Ektrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar cerita pendek, meliputi norma yang berlaku di masyarakat. Komponen unsur ektrinsik sebagai berikut :
Latar belakang masyarakat
Latar belakang masyarakat merupakan pandangan ideologi suatu masyarakat pada negara. Cerita pendek ini menggunakan latar belakang negara Taiwan. Dimana awal Januari merupakan puncak musim dingin. Masyarakat Taiwan ramah pada orang asing. Mereka selalu mengucapkan terima kasih pada siapapun yang membantunya.
Latar belakang penulis
Latar belakang penulis merupakan peserta ODOP 7 yang tinggal di Taiwan. Wanita kelahiran kota telur asin ini juga pegiat literasi di RRI dalam program Guratan Pena. Beliau juga pernah menjadi juara 2 pada event 'Ayah' yang diselenggarakan oleh KPKers Taiwan.
Nilai-nilai
Nilai-nilai yang ada dalam cerita pendek ada beberapa, yaitu meliputi :
- Nilai moral, yaitu mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan.
- Nilai agama, yaitu kematian pasti datang dan tidak ada yang salah dengan kematian.
- NIlai sosial, yaitu peduli terhadap sesama tidak perlu memperhatikan status dan hubungan darah
- Nilai budaya, yaitu sifat ramah masyarakat Taiwan pada pendatang.
Penutup
Demikian ulasan saya tentang cerita pendek berjudul Ada Rindu di Tumpukan Botol Bekas karya Riana. Cerpen ini sukses membuat saya berkaca-kaca, karena saya langsung membayangkan bagaimana jika saya ada di posisi tokoh Aku. Cara penulis untuk mengajak pembaca hanyut dalam ceritanya cukup berhasil. Sobat Dy dapat membacanya di situs www.ngodop.com. Selamat membaca.
Salut banget sama penulis cerpen. Dengan batasan kata namun bisa menjelaskan isi cerita sampai ke pesan yang ingin disampaikan dengan mendetil.
BalasHapusDari mulai setting, konflik hingga penyelesaian masalah. Makna yang sangat mendalam dari cerpen "Ada Rindu di Tumpukan Botol Bekas". Rasanya hati lemas kalau sudah mendengar "kematian".
Apakah kita tidak biasa dengan kata "kehilangan"?
Bagus Mbak, ulasan cerpennya. Seakan saya pun ikut membaca kisah "Aku". Cerita yang sama juga kerap terdengar ya, seperti anak yang menyesal karena tidak bisa merawat orangtua menjelang kepulangannya. Tp setuju, bahwa tak boleh menyesali takdir yang telah hadir. Tinggal bagaimana caranya memaksimalkan jalan yang ada di hadapan kita saja.
BalasHapusPenyesalan itu adanya di akhir ya, Mbak. Kalau di awal namanya pendaftaran. Ya..yang pasti kematian itu pasti akan datang tinggal bagaimana cara kita memberi kenangan terbaik saat masih hidup. Duh saya jadi kangen almarhum nenek saya malahan, Mbak
BalasHapusSederhana tapi sarat makna...keren
BalasHapusUlasan cerpen yang bagus Mba, pembaca seakan ikut hanyut dalam cerita...
BalasHapusAku baru tau malah situs tersebut. Menarik banget megulas cerpen...jadi penasaran dan pengen baca jadinya hehe
BalasHapusPenasaran deh sama cerpennya. Next ikut baca juga deh, karena kisah sebuah keluarga sperti ini memang favoritku.. Banyak insight dr cerita keluarga.. Btw, odop batch selanjutnya open kapan ya :D
BalasHapusWah asik juga ya mbak mengulas cerpen
BalasHapusJadi hal baru juga buat aku nih, kapan kapan mau coba juga ngulas cerpen
Ceritanya sederhana, tapi banyak pesan moral yang bisa diambil dari cerita pendek ada rindu dalam tumpukan botol bekas. Terutama tentang kasih sayang seorang nenek
BalasHapusTerima kasih untuk ulasan lengkap dari cerita pendek berjudul Ada Rindu di Tumpukan Botol Bekas karya Riana. Beneran mewek bacanya, banyak nilai-nilai yang ditanamkan juga.
BalasHapusMenarik ya, dari tumpukan botol bekas bisa diolah menjadi sebuah cerita pendek. Saya membayangkan bagaimana si penulis memperoleh ide dan mengolahnya menjadi sebuah tulisan.
BalasHapusIde cerita yang sederhana tapi sarat makna
BalasHapusUdah lama tidak belajar soal unsul intrinsik dan ekstrinsik setelah pelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Glad to refresh it!
BalasHapusAku pun pasti akan sangat terharu jika membaca langsung cerpen ini. Kebayang yaaa gimana nyeseknya ga bisa mendampingi saat-saat terakhir nenek, padahal beliau yang membesarkan dirinya. Belum lagi ditinggalkan pergi oleh Bibi Ayi yang mewakili kehadiran nenek yang belum sempat dibalas jasanya.
BalasHapusBagus cerpennya. Jujur cerita cerita model begini kalo aku yang baca suka nangis kadang kadang karena aku gampang tersentuh kalau sudah serius membaca
BalasHapusUlasan ini termasuk lengkap, bisa jadi referensi untuk siswa atau mahasiswa yang belajar tentang mengkaji unsur-unsur dalam sebuah cerpen.
BalasHapus