Pernahkah teman-teman mendengar sebuah peribahasa "Asam di Gunung, Garam di Laut, Akhirnya bertemu di belanga"? Peribahasa ini jika diartikan secara bebas adalah tidak ada yang tahu siapa jodoh kita, asam yang berada di gunung pun akan bertemu dengan garam yang berasal dari laut dalam sebuah belanga atau kuali. Sedangkan jarak antara laut dan gunung sangat jauh. Sebuah peribahasa yang kerap saya ketahui saat masih seragam putih biru.
Seperti hari ini, sebuah akad nikah yang sakral telah diucapkan mempelai pria dan wali mempelai wanita. Sebuah janji suci sehidup semati telah diucapkan kedua mempelai. Teriring doa dari undangan yang hadir. Semoga keduanya menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah. Bahagia hingga surgaNya kelak.
Hari ini adalah hari bahagia saudara sepupu saya. Sebuah pertemuan indah yang telah diatur olehNya terjadi dalam sebuah pelatihan. Tak memerlukan waktu yang lama. Jika hati telah terpaut, kata telah terucap dan gayung pun bersambut. Jarak pun tak menjadi rintangan.
Pernikahan tidak hanya menyatukan dua individu. Namun, juga menyatukan dua keluarga. Bahkan dua budaya. Perpaduan budaya Aceh dan Pasundan bersatu. Yup, sang mempelai berasal dari Aceh dan Sunda.
Teringat saat saya menikah. Walaupun kampus kami dekat. Namun, pertemuan kami justru terjadi beberapa tahun setelah lulus. Itupun diperkenalkan seorang teman.
Tentunya banyak alasan yang membuat sepasang kekasih akhirnya memutuskan untuk menikah. Banyak pertimbangan yang menjadi alasan untuk memutuskan dan meyakini bahwa pujaan hatinya adalah seseorang yang akan menemaninya berlayar dalam sebuah mahligai rumah tangga.
Kisah kami berdua hampir mirip. Kami baru bertemu, berkenalan, saling mengenal. Selanjutnya memutuskan untuk menikah. Setelah sang kekasih melamar pribadi untuk menjadikannya permaisuri di hatinya. Selanjutnya orangtua pihak laki-laki datang untuk meminang gadis pujaan hati putranya.
Jarak tidak menjadi halangan. Allah yang berkehendak. Teknologi semakin canggih, memanfaatkan teknologi yang ada. Walaupun tidak dipungkiri bahwa akan ada banyak rintangan yang terjadinya. Memanfaatkan teknologi yang ada untuk menjembataninya. Diperlukan kepercayaan diantara keduanya untuk mempertahankan janji suci yang telah diucapkan.
Tulisannya bagus kak. Sejauh apapun jarak kalau seseorang sudah ditakdirkan menjadi jodoh maka akan selalu ada jalannya untuk dipertemukan. Dan pasti akan ada perantara terbaik dari Allah.
BalasHapusWah itu sama jg dg quote "kalo jodoh ga bakal ke mana" 😉 rezeki, jodoh , dan maut rahasia Illahi. Kt hy mnjalninya sj sesuai fitrahnya. Ikhkas dan ridha dg sdh ditkdirkan kpd kt, btw slamat mnmpuh hdup bru bg psangan baru yang sdh dpertmukan oleh Allah ini ya 👏👏👏
BalasHapushihihi...aku juga termasuk garam di laut asam di gunung bertemu di belanga, suamiku campuran jawa dan sunda dan aku asli melayu sumatra, serta banyak cerita keseruan serta kelucuan karena perbedaan adat dan budaya, untung kita disatuhkan dengan bahasa Indonesia...itu baru segi bahasa ya.....hahahah
BalasHapusJodoh hanya Allah yang tahu. kaya aku pribadi sekian tahun bersama siapa menikahnya sama siapa.
BalasHapusJodoh memang ga ada yang tahu. Seperti aku pun begitu
BalasHapusCara menceritakan sesuatu bagus kak, seperti sudah terbiasa sekali menulis... Sukses terus ya kak
BalasHapusSemoga samawa kak ☺️
BalasHapushihihi iyaa jodoh benar-benar se tidak bisa di tebak itu...
BalasHapusJodoh ga ada yang tahu. Happy wedding utk sepupunya ya kk. Smoga sakinah, mawaddah, dan warohmah. Aminnn
BalasHapusJodoh ga ada yg tahu. Happy wedding utk sepupunya ya kak. Semoga sakinah, mawaddah, dan warohmah. Aminn...
BalasHapusSemoga bahagia selalu kak. Suka bacanya tulisannya :)
BalasHapusrencana Allah yang terbaik
BalasHapusJodoh adalah rahasia Allah. Kita tidak pernah tahu. Surprise banget ya...Alhamdulillah sudah dipertemukan dengan jodohnya ya Kak..semoga samawa dan langgeng pernikahannya
BalasHapusMau sejauh apapun jodoh ga akan kemana ya.. keren,tulisan nya bagus kak
BalasHapusdan nama belanga nya, belanga takdir, hehehe...jika takdir sudah menyatukan rintangan apa pun pasti kalah ya mbak, thanks ya mbak dyah.
BalasHapus