Pertemuan tak sengaja itu bermula saat jemari ini berselancar di media sosial. Algoritma yang mengarahkan saya menemukan sebuah komunitas perempuan. IIDN atau Ibu-Ibu Doyan Nulis Sebuah komunitas yang diketuai oleh Widyanti Yuliandari, yang akrab dipanggil Bu Ketu.
Sejak awal mula bergabung dalam grup media sosialnya, banyak hal yang diinformasikan. Diantaranya ada tema yang dibahas setiap hari, yaitu Senin Semangat, Selasa Blog, Rabu Buku, Kamis Kuis, Jumat FIksi, Sabtu Puebi.
Selain tulisan berteman yang diadakan setiap hari, ada beberapa program IIDN yang mengajak anggotanya untuk aktif, kreatif dan produktif. Sesuai dengan tagline yang diusung oleh IIDN.
Kesan Pertama
Pepatah mengatakan "Tak kenal maka tak sayang". Maka saya berkenalan dengan IIDN lebih dekat saat pertemuan luring yang diadakan di AJBS, Surabaya. Pertemuan pertama dengan pengurus dan anggota IIDN.
Banyak kesan yang saya peroleh saat itu sehingga membuat saya semakin menyadari bahwa menulis itu asyik, seru dan banyak manfaat yang diperoleh. Bertemu Bu Ketu yang energik sepertinya energinya tidak ada habisnya, padahal waktu itu baru datang dari Bondowoso, tempat tinggal beliau.
Ada mbak Fitria Rahma dari Lamongan yang kalem. Mbak Fu yang banyak menjuarai lomba menulis dan telah menghasilkan banyak karya. Selain itu ada beberapa anggota IIDN yang berdomisili di Surabaya dan sekitarnya. Ada juga yang dari Papua, lo. Saat itu beliau sedang berada di Surabaya, sehingga menyempatkan untuk hadir.
Pertemuan singkat yang banyak meninggalkan kesan mendalam hingga saat ini. Walaupun saat ini komunikasi daring sangat mudah dilakukan. Namun, pertemuan luring bagi saya lebih meninggalkan jejak. Semangat para pengurus dan anggota yang datang membawa aura yang positif bagi saya.
Wadah Belajar
Belajar itu sepanjang hayat, selama hayat masih dikandung badan pantang untuk berhenti belajar, karena kehidupan tak pernah berhenti mengajarkan kita banyak hal. Salah satu prinsip hidup yang saya pegang hingga saat ini.
IIDN tidak hanya komunitas perempuan, tetapi juga komunitas menulis, yang memberi wadah bagi perempuan untuk belajar menulis. Salah satunya adalah dengan mengadakan berbagai macam kelas. Setiap manusia itu mempunyai potensi untuk berkembang, termasuk wanita. Bukan berarti setelah menikah dan mempunyai anak mimpi seorang wanita dimatikan. Namun, disesuaikan dengan kedaan yang terjadi, sehingga mimpi tetap tercapai dan keluarga tetap terawat.
Beberapa kelas yang pernah saya ikuti untuk mengembangkan diri adalah nulis dari nol, ngeblog dari nol. Kelas Nulis dari Nol diampu oleh Bu Ketu dan mbak Fu, sedangkan kelas Ngeblog dari Nol diampu oleh Bu Ketu dan Mbak Nunu. Salah satu tahapan yang menguatkan saya di dunia literasi. Walaupun saat itu saya masih belum konsisten menulis. Namun, jejak yang ditinggalakan masih menginspirasi.
Peluang yang Diberikan IIDN
Saya telah mengenal blog cukup lama, sejak beberapa tahun yang lalu. Bahkan sempat mengikuti kelas ngeblog dari nol. Namun, baru akhir tahun 2021 saya mulai serius. Saat semangat sedang ada di puncak, datanglah informasi lomba blog dari IIDN yang bekerja sama dengan Kraft. Saya nekat mengikuti lomba Kenali Keju Melalui Kampanye #KejuAsliCheck dan kesempatan lain pun berdatangan.
Kampanye keju asli check
Walaupun nekat, alhamdulillah saya termasuk dalam 70 peserta tercepat yang mengumpulkan dan tulisannya sesuai dengan kriteria yang diminta Kraft. Alhamdulillah, hadiahnya dapat digunakan untuk membayar perpanjangan domain.tahun berikutnya.
KRAFT Crolette
Sama seperti kampanye keju asli Check, saat lomba KRAFT Crolette saya termasuk dalam 70 peserta tercepat yang mengumpulkan dan tulisannya sesuai dengan kriteria yang diminta Kraft.
Tim Buku
Saya terlibat untuk memeriksa buku ngeblog dari nol sebelum cetak. Dan saya dibuat takjub dengan bahasan yang runut dan mudah dipahami.
Saya belum mengambil kesempatan untuk menulis bareng yang diadakan IIDN karena saya saat ini masih fokus untuk menjadi blogger. Sehingga peluang perbaikan diri baik itu mengikuti kelas atau yang menghasilkan cuan adalah peluang yang terkait dnegan blog.
Dan masih banyak lagi kesempatan yang diberikan IIDN agar perempuan berdaya, tidak bergantung pada orang lain untuk memutuskan apa yang terjadi pada dirinya.
Belajar, Berkarya, Berbagi, Berdampak
Kesempatan belajar yang diberikan IIDN luas pada setiap anggotanya. Kembali kepada individu masing-masing mau berusaha seberapa keras untuk mencapainya. Karena untuk sukses tentu saja harus mau berproses.
Kelas-kelas yang diberikan IIDN ada yang berbayar dan tak berbayar. Untuk kelas tak berbayar ini hanya dibebankan komitmen dan usaha peserta untuk berusaha memenuhi beberapa persyaratan kelas. Menurut saya persyaratan yang diberikan adalah persyaratn yang mendidik peserta untuk komitmen belajar, sehingga akhirnya menghasilkan karya. Berbagi karya dan berdampak pada sekitar.
Penutup
IIDN, komunitas perempuan yang telah menginspirasi saya untuk menjadi perempuan yang berdaya. Perempuan berdaya adalah perempuan yang mempunyai jati diri, mandiri dan berdaulat penuh atas keputusan yang diambilnya.
Terima kasih IIDN. Teruslah menginspirasi perempuan Indonesia.
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel hingga akhir. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup.
Kritik dan saran membangun sangat dinanti.
Terima kasih