“Hore! Ayah sudah pulang," seru Tito menyambut kedatangan Ayahnya. Ayah Tito membawa buah tangan untuk Tito dan Tata, kakaknya. Mereka berdua segera menyambut kedatangannya.
“Wah, Ayah membawa banyak jajanan, permen dan cokelat!” seru Tito dan Tata bersamaan.
“Terima kasih, Ayah,” lanjut Tata dan Tito. Tito dan Tata segera menikmati jajanan, permen dan cokelat. Ayah hanya tersenyum melihat tingkah laku Tito dan Tata.
“Enak, ya, Kak,” ujar Tito dengan mulut yang penuh makanan.
“Iya, enak. Tapi, enggak boleh ngomong kalau mulut penuh makanan, enggak sopan,” tegur Tata.
“Iya, ya,” jawab Tito menundukkan kepala.
Jam di dinding sudah menunjukkan pukul sembilan malam, sudah waktunya untuk beristirahat dan tidur. Sebelum tidur Tata membersihkan diri dan menggosok gigi. Sedangkan Tito masih asyik bermain mobil-mobilan. “Dik, sudah malam, tidur, yuk,” ajak Tata.
“Iya, kak,” jawab Tito. Kemudian Tito segera mengembalikan mobil-mobilan ke tempatnya dan menuju kamar tidur.
“Sudah gosok gigi?” tanya Tata. “Hmm, sudah,” jawab Tito berbohong karena dari tadi dia asyik bermain dan belum gosok gigi.
Tak lama, Tito pun terlelap. Dalam tidurnya, Tito bermimpi berada di sebuah kerajaan. Istana dan bangunan lainnya semuanya berwarna putih. Rasa penasaran membuat Tito memasuki istana yang berbentuk seperti deretan gigi.
Di dalam istana terdapat ruangan besar. Tampak Panglima melaporkan bahwa ada sebagian bangunan istana yang rusak. Tito tertarik dengan pembicaraan mereka.
“Baginda Raja, bagian samping istana rusak parah. Saat ini bagian tersebut telah lubang. Jika hujan, kemungkinan istana kebanjiran karena air hujan masuk melalui lubang tersebut” lapor Panglima.
“Kenapa sampai begitu? Apa yang terjadi Panglima?” tanya Raja dengan heran.
“Ada kotoran berwarna cokelat. Sepertinya potongan cokelat yang menempel dan sudah lama tidak dibersihkan. Kotoran tersebut akhirnya merusak bangunan istana,” jawab Panglima.
“Segera perbaiki bagian yang lubang dan singkirkan kotoran cokelat tersebut!” perintah Raja.
“Iya Baginda, segera kami lakukan,” jawab Panglima.
Tito terbangun dari tidurnya, teringat belum menggosok gigi sebelum tidur tadi. Ia segera beranjak menuju ke kamar mandi untuk menggosok gigi. Dia takut giginya lubang seperti istana yang ada dalam mimpinya tadi.
Ceritanya menarik, kakak. Bisaan deh, mengimajinasikan kerajaan gigi agar anak-anak diingatkan untuk rajin gosok gigi. Menurut saya, menulis cernak seperti ini tidak mudah, lho. Keren kakak
BalasHapusWah dongeng yang pas banget untuk anak-anak. Dengan begini anak anak akan suka gosok gigi tanpa harus kita ngotot nyuruh mereka ya. Semangat Tito
BalasHapusDuh. Tito... Jangan lupa gosok gigi lagi ya. Hehe...
BalasHapusmenarik sekali ceritanya, izin share ke adikku yang dokter gigi ya mba, siapa tau bisa dijadikan cerita pas praktik
BalasHapusWah cerita anak2 yg menarik nih. Pesan moralnya dapat, hayoo jangan sampai lupa sikat gigi biar bangunan istananya tetap utuh dan kuat :)
BalasHapusCerita macem gini cocok banget yaaa buat pembelajaran anak soal kesehatan gigi hahaha. Lucu banget, apalagi kalau udah dialihkan ke media visual 2D bahkan 3D, pasti keceee
BalasHapusceritanya menarik sekali untuk anak-anak ini, bisa bikin mereka semangat juga menggosok gigi, keren Kak
BalasHapus